Newsletter

Prittt! Babak Baru Perang Dagang AS vs China Dimulai!

Raditya Hanung & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 September 2018 05:36
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut untuk mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu kinerja Wall Street yang ciamik pekan lalu. Diharapkan aura positif ini bisa kembali menular ke Asia, termasuk IHSG.

Kedua, masih dari Wall Street, mulai pekan ini akan ada perubahan indeks sektoral di S&P 500. Beberapa saham teknologi akan dipindahkan ke indeks sektor baru yaitu layanan komunikasi. Facebook, Twitter, dan Alphabet (induk usaha Google) akan masuk ke indeks sektoral baru ini, bersama perusahaan telekomunikasi konvensional seperti AT&T atau Verizon.

Sektor telekomunikasi awalnya cuma memiliki bobot 2% dalam pembentukan S&P 500. Namun dengan perluasan menjadi layanan komunikasi, bobotnya melonjak menjadi 11%.

Sementara Apple masih berada di indeks teknologi dan semakin menegaskan posisinya sebagai penguasa. Sebelumnya, kapitalisasi pasar Apple di indeks teknologi S&P 500 adalah 16%.

Namun setelah kepergian Facebook dan Alphabet, kapitalisasi pasar Apple mencapai 20% dari indeks tersebut. Artinya saham Apple akan sangat menentukan nasib indeks teknologi di S&P 500 karena nyaris tidak ada lawan.

Sementara Netflix dan Amazon akan menghuni sektor consumer discretionary. Di dalamnya ada perusahaan-perusahaan raksasa semacam Disney dan Comcast. ‘Kepergian’ Facebook, Alphabet, Netflix, dan Amazon membuat bobot indeks teknologi turun dari 26% menjadi 20%.

Perubahan formasi ini menyebabkan pamor beberapa saham ikut berubah. Misalnya Apple, yang tadi sudah disebutkan semakin menancapkan dominasi di indeks teknologi. Saham Apple akan jadi semakin seksi, karena terlihat semakin dominan.

Apa yang terjadi di Wall Street ini berpotensi mengubah posisi pelaku pasar. Ada kemungkinan investor ingin melakukan reposisi terhadap asetnya karena perubahan indeks sektoral di S&P 500 karena melihat beberapa saham menjadi semakin kinclong atau malah semakin suram.

Perubahan posisi ini bisa berakibat pada seretnya likuiditas di pasar saham Asia, karena pemilik modal fokus untuk menata asetnya di Wall Street. Apabila ini terjadi, maka bisa menjadi sentimen negatif bagi bursa saham Benua Kuning, termasuk IHSG. (aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular