
Newsletter
AS-China Siap Damai Dagang, Tapi Donald Trump Masih Songong
Raditya Hanung & Hidayat Setiaji & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 September 2018 06:00

Dari Wall Street, tiga indeks utama mampu mencatatkan penguatan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,57%, S&P 500 bertambah 0,53%, dan Nasdaq Composite surplus 0,98%.
Dari penguatan Nasdaq yang paling tinggi di antara indeks lainnya terlihat bahwa saham-saham teknologi menjadi pendorong laju Wall Street. Itu memang benar. Bursa saham New York terdongkrak akibat lesatan saham-saham teknologi, terutama Apple.
Setelah anjlok karena di-bully akibat rilis iPhone seri terbaru yang minim terobosan, hari ini investor kembali memborong saham Apple. Akibatnya, harga saham emiten dengan kapitalisasi pasar US$ 1,09 triliun (Rp 16.068 triliun dengan kurs saat ini) ini melonjak 2,41%.
Kenaikan harga saham Apple memicu reaksi berantai ke emiten teknologi lainnya. Saham Alphabet (induk usaha Google) naik 0,89%, Twitter meroket 2,15%, Microsoft melaju 1,07%, dan Intel melompat 1,42%.
Selain itu, aura damai dagang AS-China juga menjadi tema penguatan Wall Street. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengonfirmasi bahwa AS memang mengundang China untuk berdialog mengenai perdagangan.
"Ada diskusi dan informasi bahwa pemerintah China ingin mengadakan pembicaraan. Jadi, Menkeu Mnuchin selaku pimpinan delegasi mengirimkan undangan," ungkap Kudlow, mengutip Reuters.
Sementara Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, juga mengungkapkan telah menerima dengan baik undangan dari AS dan kedua negara sedang merumuskan detil-detil soal pertemuan tersebut.
"China selalu berpandangan bahwa eskalasi konflik perdagangan tidak akan menguntungkan siapa pun. Bahkan, dalam pembicaraan awal bulan lalu di Washington, kedua negara telah membahas berbagai bentuk kontak," kata Geng, dikutip dari Reuters.
Reuters memberitakan, mengutip dua orang sumber di lingkaran pemerintahan AS, Mnuchin terlah mengirimkan undangan ke sejumlah pejabat tinggi China termasuk Wakil Perdana Menteri Liu He. Pertemuan akan digelar dalam beberapa pekan ke depan, di lokasi yang masih akan dibahas.
Aura damai dagang AS-China yang semakin nyata membuat investor tidak lagi bermain aman. Kini, pelaku pasar sudah berani mengoleksi aset-aset berisiko seperti saham karena ada kemungkinan salah satu risiko besar yaitu perang dagang AS-China bisa diselesaikan.
(aji/aji)
Dari penguatan Nasdaq yang paling tinggi di antara indeks lainnya terlihat bahwa saham-saham teknologi menjadi pendorong laju Wall Street. Itu memang benar. Bursa saham New York terdongkrak akibat lesatan saham-saham teknologi, terutama Apple.
Setelah anjlok karena di-bully akibat rilis iPhone seri terbaru yang minim terobosan, hari ini investor kembali memborong saham Apple. Akibatnya, harga saham emiten dengan kapitalisasi pasar US$ 1,09 triliun (Rp 16.068 triliun dengan kurs saat ini) ini melonjak 2,41%.
Kenaikan harga saham Apple memicu reaksi berantai ke emiten teknologi lainnya. Saham Alphabet (induk usaha Google) naik 0,89%, Twitter meroket 2,15%, Microsoft melaju 1,07%, dan Intel melompat 1,42%.
Selain itu, aura damai dagang AS-China juga menjadi tema penguatan Wall Street. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengonfirmasi bahwa AS memang mengundang China untuk berdialog mengenai perdagangan.
"Ada diskusi dan informasi bahwa pemerintah China ingin mengadakan pembicaraan. Jadi, Menkeu Mnuchin selaku pimpinan delegasi mengirimkan undangan," ungkap Kudlow, mengutip Reuters.
Sementara Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, juga mengungkapkan telah menerima dengan baik undangan dari AS dan kedua negara sedang merumuskan detil-detil soal pertemuan tersebut.
"China selalu berpandangan bahwa eskalasi konflik perdagangan tidak akan menguntungkan siapa pun. Bahkan, dalam pembicaraan awal bulan lalu di Washington, kedua negara telah membahas berbagai bentuk kontak," kata Geng, dikutip dari Reuters.
Reuters memberitakan, mengutip dua orang sumber di lingkaran pemerintahan AS, Mnuchin terlah mengirimkan undangan ke sejumlah pejabat tinggi China termasuk Wakil Perdana Menteri Liu He. Pertemuan akan digelar dalam beberapa pekan ke depan, di lokasi yang masih akan dibahas.
Aura damai dagang AS-China yang semakin nyata membuat investor tidak lagi bermain aman. Kini, pelaku pasar sudah berani mengoleksi aset-aset berisiko seperti saham karena ada kemungkinan salah satu risiko besar yaitu perang dagang AS-China bisa diselesaikan.
(aji/aji)
Pages
Most Popular