
Newsletter
Damai Dagang AS dan Tetangga Tenangkan Dunia
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
28 August 2018 05:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin, pasar keuangan Indonesia menjalani periode yang manis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat dan menjadi yang terbaik ketiga di Asia. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga terapresiasi dengan catatan terbaik kedua di Benua Kuning.
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat 0,96%. Bursa saham utama Asia cenderung menguat dan IHSG menempati peringkat ketiga setelah Hang Seng (+2,17%) dan Shanghai Composite (+1,89%).
Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 0,15%. Rupiah menjadi mata uang dengan apresiasi terbaik kedua di Asia setelah ringgit Malaysia (+0,24%).
Sentimen positif bagi IHSG dan rupiah datang dari AS setelah pidato Gubernur The Federal Reserve/The Fed Jerome Powell dalam pertemuan tahunan di Jackson Hole (Wyoming). Powell menyatakan bank sentral tetap akan menaikkan suku bunga secara bertahap, karena hal itu merupakan langkah terbaik untuk mendukung pemulihan ekonomi AS.
"Ekonomi kita kuat. Inflasi mendekati target 2%, dan banyak orang sudah mendapatkan pekerjaan. Jika pertumbuhan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja ini terus terjadi, maka kenaikan suku bunga acuan secara bertahap memang sudah selayaknya dilakukan," sebut Powell, mengutip Reuters.
Pernyataan Powell tersebut mengonfirmasi bahwa ekonomi AS memang sedang berada dalam kondisi yang baik. Selain itu, pidato orang nomor 1 di bank sentral Negeri Paman Sam itu seolah menjadi penegasan bahwa The Fed tidak bisa diintervensi oleh siapa pun, termasuk Presiden AS Donald Trump.
Sebagai catatan, pekan lalu Trump terang-terangan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan The Fed yang terus menaikkan suku bunga acuan. Mantan taipan properti itu mengatakan bank sentral seharusnya melakukan lebih banyak upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS.
Selain itu, Powell juga menyebutkan sejauh ini AS belum mengalami masalah inflasi. Oleh karena itu, pasar valas menyikapi pidato Powell dengan pesimisme karena tidak ada petunjuk yang jelas mengenai kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif.
Pidato Powell sukses membuat arus modal mengalir ke negara-negara berkembang Asia. Aliran modal tersebut membuat pasar saham dan mata uang Benua Kuning berada di teritori penguatan.
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat 0,96%. Bursa saham utama Asia cenderung menguat dan IHSG menempati peringkat ketiga setelah Hang Seng (+2,17%) dan Shanghai Composite (+1,89%).
Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 0,15%. Rupiah menjadi mata uang dengan apresiasi terbaik kedua di Asia setelah ringgit Malaysia (+0,24%).
Sentimen positif bagi IHSG dan rupiah datang dari AS setelah pidato Gubernur The Federal Reserve/The Fed Jerome Powell dalam pertemuan tahunan di Jackson Hole (Wyoming). Powell menyatakan bank sentral tetap akan menaikkan suku bunga secara bertahap, karena hal itu merupakan langkah terbaik untuk mendukung pemulihan ekonomi AS.
"Ekonomi kita kuat. Inflasi mendekati target 2%, dan banyak orang sudah mendapatkan pekerjaan. Jika pertumbuhan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja ini terus terjadi, maka kenaikan suku bunga acuan secara bertahap memang sudah selayaknya dilakukan," sebut Powell, mengutip Reuters.
Pernyataan Powell tersebut mengonfirmasi bahwa ekonomi AS memang sedang berada dalam kondisi yang baik. Selain itu, pidato orang nomor 1 di bank sentral Negeri Paman Sam itu seolah menjadi penegasan bahwa The Fed tidak bisa diintervensi oleh siapa pun, termasuk Presiden AS Donald Trump.
Sebagai catatan, pekan lalu Trump terang-terangan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan The Fed yang terus menaikkan suku bunga acuan. Mantan taipan properti itu mengatakan bank sentral seharusnya melakukan lebih banyak upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS.
Selain itu, Powell juga menyebutkan sejauh ini AS belum mengalami masalah inflasi. Oleh karena itu, pasar valas menyikapi pidato Powell dengan pesimisme karena tidak ada petunjuk yang jelas mengenai kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif.
Pidato Powell sukses membuat arus modal mengalir ke negara-negara berkembang Asia. Aliran modal tersebut membuat pasar saham dan mata uang Benua Kuning berada di teritori penguatan.
Pages
Most Popular