Diselimuti Sentimen Positif, IHSG Menguat Nyaris 1%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 August 2018 16:47
Sentimen positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari pidato Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,96% pada perdagangan pertama di pekan ini ke level 6.025,97. IHSG bergerak senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,88%, indeks Kospi naik 0,27%, indeks Shanghai naik 1,89%, indeks Strait Times naik 0,37%, dan indeks Hang Seng naik 2,17%.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,75 triliun dengan volume sebanyak 10,3 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 367.594 kali.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi kenaikan IHSG diantaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+5,17%), PT Astra International Tbk/ASII (+2,71%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1,63%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+2,95%), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (+3,37%).

Sentimen positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari pidato Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole. Dalam pidato tersebut, Powell menyebutkan kenaikan suku bunga acuan merupakan langkah terbaik untuk melindungi pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam.

"Ekonomi kita kuat. Inflasi mendekati target 2%, dan banyak orang sudah mendapatkan pekerjaan. Jika pertumbuhan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja ini terus terjadi, maka kenaikan suku bunga acuan secara bertahap memang sudah selayaknya dilakukan," sebut Powell, mengutip Reuters.

Pernyataan Powell tersebut mengonfirmasi bahwa ekonomi AS memang sedang berada dalam kondisi yang baik. Di sisi lain, Powell juga menyebut bahwa sejauh ini AS belum mengalami masalah inflasi. Hal ini lantas diartikan pelaku pasar bahwa the Fed memang masih akan menaikkan lagi suku bunga acuan di sisa tahun ini, namun kenaikannya belum tentu seagresif yang direncanakan.

Selain itu, langkah People's Bank of China (PBoC) selaku bank sentral China yang mengubah metodologi penentuan nilai tengah mata uang yuan membuat investor dengan nyaman masuk ke bursa saham.

"Akibat Dollar Index yang kuat dan friksi dagang, tercipta sebuah aktivitas pro-cyclical di pasar valas. Sentimen pro-cyclical ini membuat PBoC menetapkan pendekatan counter-cyclical untuk penentuan nilai tengah harian yuan," sebut pernyataan PBoC, dikutip dari Reuters.

Mengutip Financial Times, kebijakan ini dapat membantu PBoC menstabilkan yuan tanpa harus mengorbankan cadangan devisa terlalu banyak. Hari ini, PBoC menetapkan nilai tengah yuan di CNY 6,8508/US$, menguat 0,3% dibandingkan posisi hari Jumat (24/8/2018). Di pasar spot pada pagi tadi, yuan sempat menguat tajam di atas 1% terhadap dolar AS, sebelum kini melemah sebesar 0,25% lantaran aksi ambil untung.

Sentimen positif yang menyelimuti IHSG membuat investor asing masuk dengan membukukan beli bersih sebesar Rp 668,9 miliar. 5 besar saham yang paling banyak dikoleksi investor asing adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 254,4 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 200 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 191,8 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 88,9 miliar), dan PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 37,4 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular