
Newsletter
Simak Dampak Kenaikan Bunga Acuan Sampai APBN Tahun Politik
Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 August 2018 06:10

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu saja kinerja Wall Street yang kurang solid. Biasanya dinamika Wall Street memberi warna signifikan bagi jalannya bursa saham Asia. Oleh karena itu investor perlu waspada terhadap virus koreksi dari Wall Street.
Sentimen kedua adalah perkembangan dari Turki. Gedung Putih berkeras untuk tetap menerapkan kenaikan bea masuk terhadap baja dan aluminium asal Turki meski Andrew Brunson dibebaskan.
Salah satu faktor yang membuat hubungan Washington-Ankara menegang adalah penahanan terhadap Brunson, pastur asal AS, karena dianggap terlibat dalam upaya kudeta di Turki pada 2016 lalu. Brunson sudah dilepas dari penjara, tetapi kini masih menjalani tahanan rumah.
"Bea masuk terhadap baja tidak akan dicabut meski Pastur Brunson dibebaskan. Bea masuk tersebut adalah murni untuk menjaga kepentingan nasional," tegas Sarah Sanders, Juru Bicara Gedung Putih.
Sebagai informasi, Turki langsung gonjang-ganjing kala Trump mengumumkan penggandaan bea masuk untuk baja dan aluminium pada akhir pekan lalu. Nilai tukar lira Turki melemah nyaris 16% dalam sehari.
Kini, isu yang sama kembali menghantui. AS tidak akan kendur dan tetap akan mengenakan bea masuk meski nantinya Pastur Brunson dibebaskan. Ini bisa menjadi risiko bagi Turki, terutama mata uang lira.
Jika lira sampai tertekan lagi, maka kekhawatiran pelaku pasar akan meningkat. Pasalnya, pelemahan kurs akan membuat utang luar negeri perusahaan-perusahaan Turki membengkak, padahal jumlah pinjamannya tidak bertambah.
Ada kecemasan perusahaan-perusahaan ini gagal bayar alias default. Kalau mereka sampai default, artinya bank-bank di Eropa, AS, hingga Jepang akan merugi. Efek penularan (contagion effect) inilah yang menjadi ketakutan investor, karena bisa dirasakan secara global.
Namun ada perkembangan positif, yaitu Qatar yang menyatakan bersedia membantu Turki. Mengutip Reuters, Qatar berkomitmen menanamkan modal sebesar US$ 15 miliar. Bantuan dari Qatar itu akan disalurkan melalui bank dan pasar keuangan. Kabar ini bisa menjadi angin segar bagi Turki dan lira.
Oleh karena itu, investor perlu tetap mencermati perkembangan di Turki. Untuk saat ini, segala sesuatu yang berbau Turki sedang menjadi sorotan.
(aji/aji)
Sentimen kedua adalah perkembangan dari Turki. Gedung Putih berkeras untuk tetap menerapkan kenaikan bea masuk terhadap baja dan aluminium asal Turki meski Andrew Brunson dibebaskan.
Salah satu faktor yang membuat hubungan Washington-Ankara menegang adalah penahanan terhadap Brunson, pastur asal AS, karena dianggap terlibat dalam upaya kudeta di Turki pada 2016 lalu. Brunson sudah dilepas dari penjara, tetapi kini masih menjalani tahanan rumah.
"Bea masuk terhadap baja tidak akan dicabut meski Pastur Brunson dibebaskan. Bea masuk tersebut adalah murni untuk menjaga kepentingan nasional," tegas Sarah Sanders, Juru Bicara Gedung Putih.
Sebagai informasi, Turki langsung gonjang-ganjing kala Trump mengumumkan penggandaan bea masuk untuk baja dan aluminium pada akhir pekan lalu. Nilai tukar lira Turki melemah nyaris 16% dalam sehari.
Kini, isu yang sama kembali menghantui. AS tidak akan kendur dan tetap akan mengenakan bea masuk meski nantinya Pastur Brunson dibebaskan. Ini bisa menjadi risiko bagi Turki, terutama mata uang lira.
Jika lira sampai tertekan lagi, maka kekhawatiran pelaku pasar akan meningkat. Pasalnya, pelemahan kurs akan membuat utang luar negeri perusahaan-perusahaan Turki membengkak, padahal jumlah pinjamannya tidak bertambah.
Ada kecemasan perusahaan-perusahaan ini gagal bayar alias default. Kalau mereka sampai default, artinya bank-bank di Eropa, AS, hingga Jepang akan merugi. Efek penularan (contagion effect) inilah yang menjadi ketakutan investor, karena bisa dirasakan secara global.
Namun ada perkembangan positif, yaitu Qatar yang menyatakan bersedia membantu Turki. Mengutip Reuters, Qatar berkomitmen menanamkan modal sebesar US$ 15 miliar. Bantuan dari Qatar itu akan disalurkan melalui bank dan pasar keuangan. Kabar ini bisa menjadi angin segar bagi Turki dan lira.
Oleh karena itu, investor perlu tetap mencermati perkembangan di Turki. Untuk saat ini, segala sesuatu yang berbau Turki sedang menjadi sorotan.
(aji/aji)
Pages
Most Popular