
Newsletter
Simak Dampak Kenaikan Bunga Acuan Sampai APBN Tahun Politik
Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 August 2018 06:10

Dari Wall Street, tiga indeks utama berakhir di zona merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,54%, S&P 500 melemah 0,76%, dan Nasdaq Composite amblas 1,24%. Saham-saham teknologi berguguran, ini yang menyebabkan Nasdaq melemah paling dalam.
Bursa saham New York terimbas kabar dari China, di mana Tencent melaporkan penurunan laba, kali pertama dalam 13 tahun. Penyebabnya penurunan penjualan dari game akibat perubahan regulasi pemerintah China.
Beijing menunda pemberian izin lisensi game andalan Tencent yaitu Monster Hunter: World karena adanya perubahan struktur organisasi yang mengawasi bidang pers, penerbitan, radio, film, dan televisi. Game ini dibuat bersama dengan Capcom, game developer ternama asal Jepang.
Akibatnya, laba Tencent dari penjualan game turun 2% secara YoY menjadi 17,87 miliar yuan pada kuartal II-2018. Pendapatan masih tumbuh 30% ke 73,68 miliar yuan, tetapi merupakan laju pertumbuhan terlambat dalam 3 tahun terakhir.
Kabar kurang sedap ini sampai juga ke Negeri Paman Sam, dan membuat saham-saham teknologi tertekan. Harga saham Facebook turun 0,87%, Amazon amblas 1,92%, Netflix anjlok 3,29%, dan Alphabet (induk usaha Google) jatuh 2,06%.
Selain itu, investor juga kecewa dengan kinerja emiten. Peritel Macy's memperkirakan marjin kotor akan menurun seiring kenaikan biaya seperti pengiriman. Hal ini sudah cukup membawa saham Macy's anjlok 15,95% meski kinerja keuangan mereka positif.
Laba bersih Macy's pada kuartal II-2018 adalah US$ 166 juta, atau melonjak 49.55%. Sementara penjualan bersih walau turun 1,1% menjadi US$ 5,57 miliar, tetapi masih di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan penjualan di US$ 5,55 miliar.
Dari sisi eksternal, investor di bursa saham New York juga mencemaskan soal perdagangan. Turki telah menaikkan tarif bea masuk terhadap beberapa produk asal AS. Tindakan itu menjadi serangan balasan atas kebijakan AS yang menaikkan bea masuk baja dan aluminium asal Negeri Kebab, menjadi masing-masing sebesar 50% dan 20%.
Produk-produk asal Negeri Paman Sam yang dijadikan sasaran di antaranya mobil penumpang, minuman beralkohol, dan tembakau, seperti dikutip dari Reuters. Peraturan yang ditandatangani Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan itu menaikkan bea masuk mobil penumpang menjadi sebesar 120%, kemudian 140% untuk minuman beralkohol, dan 60% untuk daun tembakau.
Selain itu, investor juga mencermati langkah China yang melaporkan kebijakan AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). China memprotes kebijakan AS yang memberi subsidi kepada perusahaan energi terbarukan dan menerapkan bea masuk untuk impor panel surya. Kebijakan ini dilakukan AS pada Januari 2018, dan menjadi kick-off dari pertandingan perang dagang.
"AS telah melakukan distorsi terhadap pasar global dan mengusik kepentingan China. Oleh karena itu, China menempuh jalan penyelesaian sengketa di WTO untuk mempertahankan hak dan kepentingannya dalam menjaga ketertiban perdagangan multilateral," sebut pernyataan Kementerian Perdagangan China, dikutip dari Reuters.
(aji/aji)
Bursa saham New York terimbas kabar dari China, di mana Tencent melaporkan penurunan laba, kali pertama dalam 13 tahun. Penyebabnya penurunan penjualan dari game akibat perubahan regulasi pemerintah China.
Beijing menunda pemberian izin lisensi game andalan Tencent yaitu Monster Hunter: World karena adanya perubahan struktur organisasi yang mengawasi bidang pers, penerbitan, radio, film, dan televisi. Game ini dibuat bersama dengan Capcom, game developer ternama asal Jepang.
Akibatnya, laba Tencent dari penjualan game turun 2% secara YoY menjadi 17,87 miliar yuan pada kuartal II-2018. Pendapatan masih tumbuh 30% ke 73,68 miliar yuan, tetapi merupakan laju pertumbuhan terlambat dalam 3 tahun terakhir.
Kabar kurang sedap ini sampai juga ke Negeri Paman Sam, dan membuat saham-saham teknologi tertekan. Harga saham Facebook turun 0,87%, Amazon amblas 1,92%, Netflix anjlok 3,29%, dan Alphabet (induk usaha Google) jatuh 2,06%.
Selain itu, investor juga kecewa dengan kinerja emiten. Peritel Macy's memperkirakan marjin kotor akan menurun seiring kenaikan biaya seperti pengiriman. Hal ini sudah cukup membawa saham Macy's anjlok 15,95% meski kinerja keuangan mereka positif.
Laba bersih Macy's pada kuartal II-2018 adalah US$ 166 juta, atau melonjak 49.55%. Sementara penjualan bersih walau turun 1,1% menjadi US$ 5,57 miliar, tetapi masih di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan penjualan di US$ 5,55 miliar.
Dari sisi eksternal, investor di bursa saham New York juga mencemaskan soal perdagangan. Turki telah menaikkan tarif bea masuk terhadap beberapa produk asal AS. Tindakan itu menjadi serangan balasan atas kebijakan AS yang menaikkan bea masuk baja dan aluminium asal Negeri Kebab, menjadi masing-masing sebesar 50% dan 20%.
Produk-produk asal Negeri Paman Sam yang dijadikan sasaran di antaranya mobil penumpang, minuman beralkohol, dan tembakau, seperti dikutip dari Reuters. Peraturan yang ditandatangani Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan itu menaikkan bea masuk mobil penumpang menjadi sebesar 120%, kemudian 140% untuk minuman beralkohol, dan 60% untuk daun tembakau.
Selain itu, investor juga mencermati langkah China yang melaporkan kebijakan AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). China memprotes kebijakan AS yang memberi subsidi kepada perusahaan energi terbarukan dan menerapkan bea masuk untuk impor panel surya. Kebijakan ini dilakukan AS pada Januari 2018, dan menjadi kick-off dari pertandingan perang dagang.
"AS telah melakukan distorsi terhadap pasar global dan mengusik kepentingan China. Oleh karena itu, China menempuh jalan penyelesaian sengketa di WTO untuk mempertahankan hak dan kepentingannya dalam menjaga ketertiban perdagangan multilateral," sebut pernyataan Kementerian Perdagangan China, dikutip dari Reuters.
(aji/aji)
Pages
Most Popular