
Newsletter
Perang Dagang Lagi...
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
02 August 2018 06:35

Sentimen ketiga adalah nilai tukar dolar AS, yang kemungkinan masih akan kuat hari ini. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di antara enam mata uang utama dunia) menguat 0,18% pada pukul 05:59 WIB.
Hasil rapat The Fed boleh saja kurang bergaung di Wall Street. Namun peristiwa ini sukses mengangkat dolar AS karena prospek kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif semakin besar.
Apalagi data-data ekonomi AS terus positif. Pada Juli 2018, perekonomian AS menciptakan 219.000 lapangan kerja. Jauh melampaui konsensus Reuters yang mengestimasikan penambahan sebesar 185.000. Capaian ini lantas menjadi yang tertinggi sejak Februari 2018, saat terjadi peningkatan sebesar 241.000.
Merespon data yang kuat ini, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun menembus level 3,0045% pada pukul 06:13 WIB. Ini merupakan level tertinggi sejak Mei 2018. Yield obligasi AS dan greenback punya hubungan positif, saat yield naik maka dolar AS pun cenderung menguat.
Jika penguatan dolar AS bisa bertahan lama, maka mata uang lainnya akan tertekan, tidak terkecuali rupiah. Saat rupiah melemah, investor (utamanya asing) agak enggan masuk ke pasar keuangan Indonesia karena potensi penurunan nilai investasi. Ketika investor menjauh, maka IHSG pun terancam.
Sentimen keempat adalah harga minyak yang kembali jatuh. Pada pukul 06:03 WIB, harga minyak jenis light sweet anjlok 1,32% sementara brent amblas 2,46%.
Isu perang dagang lagi-lagi menjadi penyebab. Jika perang dagang sampai berkecamuk, maka perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat. Apabila pertumbuhan ekonomi melambat, permintaan energi pun berkurang. Persepsi ini yang membuat harga si emas hitam terperosok.
Selain itu, kenaikan cadangan minyak AS juga mempengaruhi pembentukan harga. US Energy Information Administration mencatat cadangan minyak AS naik 3,8 juta barel pekan lalu.
Kemudian, produksi minyak Kuwait juga meningkat sehingga menambah pasokan di pasar. Bakhit al-Rashidi, Menteri Perminyakan Kuwait, menyebutkan produksi minyak negaranya naik sekitar 100.000 barel/hari menjadi 2,8 juta barel/hari.
"Tingkat produksi kami saat ini sangat stabil. Baik itu untuk produsen maupun konsumen," ujar al-Rashidi, dikutip dari Reuters.
Penurunan harga minyak bukan kabar baik bagi IHSG. Emiten migas dan pertambangan biasanya kurang diapresiasi saat harga minyak turun.
(aji/aji)
Hasil rapat The Fed boleh saja kurang bergaung di Wall Street. Namun peristiwa ini sukses mengangkat dolar AS karena prospek kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif semakin besar.
Apalagi data-data ekonomi AS terus positif. Pada Juli 2018, perekonomian AS menciptakan 219.000 lapangan kerja. Jauh melampaui konsensus Reuters yang mengestimasikan penambahan sebesar 185.000. Capaian ini lantas menjadi yang tertinggi sejak Februari 2018, saat terjadi peningkatan sebesar 241.000.
Merespon data yang kuat ini, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun menembus level 3,0045% pada pukul 06:13 WIB. Ini merupakan level tertinggi sejak Mei 2018. Yield obligasi AS dan greenback punya hubungan positif, saat yield naik maka dolar AS pun cenderung menguat.
Jika penguatan dolar AS bisa bertahan lama, maka mata uang lainnya akan tertekan, tidak terkecuali rupiah. Saat rupiah melemah, investor (utamanya asing) agak enggan masuk ke pasar keuangan Indonesia karena potensi penurunan nilai investasi. Ketika investor menjauh, maka IHSG pun terancam.
Sentimen keempat adalah harga minyak yang kembali jatuh. Pada pukul 06:03 WIB, harga minyak jenis light sweet anjlok 1,32% sementara brent amblas 2,46%.
Isu perang dagang lagi-lagi menjadi penyebab. Jika perang dagang sampai berkecamuk, maka perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat. Apabila pertumbuhan ekonomi melambat, permintaan energi pun berkurang. Persepsi ini yang membuat harga si emas hitam terperosok.
Selain itu, kenaikan cadangan minyak AS juga mempengaruhi pembentukan harga. US Energy Information Administration mencatat cadangan minyak AS naik 3,8 juta barel pekan lalu.
Kemudian, produksi minyak Kuwait juga meningkat sehingga menambah pasokan di pasar. Bakhit al-Rashidi, Menteri Perminyakan Kuwait, menyebutkan produksi minyak negaranya naik sekitar 100.000 barel/hari menjadi 2,8 juta barel/hari.
"Tingkat produksi kami saat ini sangat stabil. Baik itu untuk produsen maupun konsumen," ujar al-Rashidi, dikutip dari Reuters.
Penurunan harga minyak bukan kabar baik bagi IHSG. Emiten migas dan pertambangan biasanya kurang diapresiasi saat harga minyak turun.
(aji/aji)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular