Newsletter

Libur Panjang di Depan Mata, Profit Taking Mengemuka

Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
08 June 2018 05:54
Investor di Wall Street Masih Waspada
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Dari Wall Street, tiga indeks utama berakhir variatif. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,38%, S&P 500 menguat 0,07%, tetapi Nasdaq terkoreksi 0,7%. 

Koreksi Nasdaq disebabkan reli saham-saham teknologi yang terhenti. Aksi ambil untung setelah reli memang wajar terjadi. Harga saham Microsoft anjlok 1,7% sementara Facebook jatuh 1,7%. 

Pergerakan DJIA dan S&P 500 yang tipis menunjukkan investor cenderung bermain aman. Setelah sempat reda, kini investor kembali dibuat grogi oleh isu perdagangan. 

Presiden Trump memberi sinyal bahwa Washington akan tetap pada pendiriannya untuk mengenakan bea masuk terhadap baja dan aluminium dari Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa. Investor pun bertanya-tanya, apa yang akan terjadi dalam pertemuan G-7 nanti. 

"Memang ada perbedaan pendapat. Beliau (Presiden Trump) tetap pada pendiriannya, dan beliau akan membicarakan itu dengan mereka," kata Kudlow, sang penasihat. 

Oleh karena itu, sepertinya pertemuan G-7 akan berlangsung alot. Bahkan Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan pertemuan G-& akan diwarnai oleh diskusi yang sulit. 

"Saya tentu akan berbicara dengan Presiden AS seputar perkembangan terkini, terutama di bidang perdagangan. Namun sepertinya diskusi akan sedikit sulit," ungkap Merkel, dikutip dari Reuters. 

Komentar bernada keras datang dari Macron. Sang presiden Negeri Anggur menegaskan bahwa anggota G-7 yang lain siap kehilangan AS jika Trump terus ngotot menebar ancaman perang dagang. 

"Mungkin presiden AS tidak peduli kalau diasingkan, tetapi kami pun tidak ada masalah jika harus menjadi enam. Sebab enam ini merepresentasikan nilai, pasar ekonomi, dan kekuatan besar di percaturan internasional," tegas Macron. 

Perkembangan ini membuat pasar menjadi cemas. Pertemuan G-7 yang biasanya netral pun berubah menjadi ajang adu urat-syaraf. 

"Ada kekhawatiran terhadap jalannya pertemuan G-7. Forum seperti ini tidak pas dijadikan ajang perdebatan," kata Quincy Krosby, Chief Market Strategist di Prudential Finansial, dikutip dari Reuters. 

Sikap hati-hati investor bertambah karena mengantisipasi pertemuan dua bank sentral besar pada pekan depan yaitu The Federal Reserve/The Fed dan European Central Bank/ECB. Aroma pengetatan moneter tercium dari keduanya, sehingga pasar pun bergerak sangat hati-hati. 

The Fed kemungkinan besar akan mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1,75-2% pada rapat 13 Juni. Sementara ECB sudah mengindikasikan pengurangan stimulus moneter, yang bisa saja mulai diumumkan dalam rapat 14 Juni. Dinamika ini akan sangat membentuk arah pergerakan pasar ke depan. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular