
Newsletter
Hawa Kenaikan Suku Bunga Kian Terasa
Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 May 2018 06:15

Dari Wall Street, tiga indeks utama mencatat kenaikan yang cukup solid. Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,8%, S&P 500 naik 0,94%, dan Nasdaq bertambah 0,89%.
Laju inflasi AS yang lebih lambat dari perkiraan menjadi bahan bakar bagi penguatan hari ini. Inflasi Negeri Paman Sam pada periode April 2018 tercatat sebesar 0,2% dan inflasi inti adalah 0,1% secara month-to-month (MtM). Di bawah konsensus pasar yang memperkirakan inflasi 0,3% dan inflasi inti 0,2%.
Perkembangan ini membuat pelaku pasar berekspektasi The Federal Reserve/The Fed belum perlu menaikkan suku bunga acuan secara agresif. Kenaikan tiga kali sepanjang 2018, seperti yang sudah diperhitungkan, sepertinya masih cukup relevan dan belum ada kebutuhan untuk menambah dosisnya menjadi empat kali.
Persepsi ini membuat bursa saham melaju. Risk appetite investor pun kembali sehingga aset-aset berisiko pun menjadi pilihan.
Selain itu, penguatan Wall Street juga didorong oleh saham Apple yang naik 1,43%. Kenaikan saham Apple disebabkan oleh rencana pembelian kembali (buyback) sebesar US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.400 triliun. Penguatan hari ini membuat saham Apple hanya berjarak 7% untuk menjadi perusahaan pertama dengan kapitalisasi pasar sebesar US$ 1 triliun (Rp 14.000 triliun).
Sebagai informasi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 'hanya' Rp 2.200,7 triliun. Artinya, kapitalisasi pasar Apple nantinya bisa lebih dari enam kali lipat APBN Indonesia.
(aji/aji)
Laju inflasi AS yang lebih lambat dari perkiraan menjadi bahan bakar bagi penguatan hari ini. Inflasi Negeri Paman Sam pada periode April 2018 tercatat sebesar 0,2% dan inflasi inti adalah 0,1% secara month-to-month (MtM). Di bawah konsensus pasar yang memperkirakan inflasi 0,3% dan inflasi inti 0,2%.
Perkembangan ini membuat pelaku pasar berekspektasi The Federal Reserve/The Fed belum perlu menaikkan suku bunga acuan secara agresif. Kenaikan tiga kali sepanjang 2018, seperti yang sudah diperhitungkan, sepertinya masih cukup relevan dan belum ada kebutuhan untuk menambah dosisnya menjadi empat kali.
Persepsi ini membuat bursa saham melaju. Risk appetite investor pun kembali sehingga aset-aset berisiko pun menjadi pilihan.
Selain itu, penguatan Wall Street juga didorong oleh saham Apple yang naik 1,43%. Kenaikan saham Apple disebabkan oleh rencana pembelian kembali (buyback) sebesar US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.400 triliun. Penguatan hari ini membuat saham Apple hanya berjarak 7% untuk menjadi perusahaan pertama dengan kapitalisasi pasar sebesar US$ 1 triliun (Rp 14.000 triliun).
Sebagai informasi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 'hanya' Rp 2.200,7 triliun. Artinya, kapitalisasi pasar Apple nantinya bisa lebih dari enam kali lipat APBN Indonesia.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular