
Newsletter
Menanti Nakhoda Baru BI
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
28 March 2018 06:42

Dari Wall Street, tiga indeks utama lagi-lagi mengalami koreksi yang cukup dalam setelah kemarin menguat signifikan. Dow Jones Industrial Average turun 1,43%, S&P 500 melemah 1,73%, dan Nasdaq berkurang 2,93%.
Wall Street tertekan oleh isu domestik, yaitu aksi jual terhadap saham-saham teknologi seiring rencana pemerintah yang ingin mengerem pertumbuhan mereka yang begitu kencang. Selain itu, kasus kebocoran data Facebook masih terngiang di benak investor. CNN melaporkan bahwa CEO Facebook Mark Zuckerberg akan mengaku bersalah di depan Kongres AS terkait kebocoran data kepada Cambridge Analytica.
Saham Microsoft melemah 4,6%, sementara Cisco Systems turun 3,13%. Tidak hanya mereka, saham Apple juga melemah 2,56% dan Intel terkoreksi 2,46%.
Selain itu, sebenarnya perang dagang juga belum sepenuhnya terselesaikan. AS dan China memang bernegosiasi tetapi belum ada kesepakatan yang diraih. Jika salah satu pihak merasa tidak puas, bukan tidak mungkin mereka kembali memasang sikap protektif.
Situasi geopolitik global juga sebenarnya kurang kondusif. Lebih dari 100 diplomat asal Rusia diusir oleh AS, Kanada, Ukraina, dan negara-negara Uni Eropa terkait dengan dugaan keterlibatan Rusia dalam pembunuhan mantan mata-matanya di Inggris dengan menggunakan racun.
Sementara di Spanyol, kondisi politik juga masih panas setelah kepolisian wilayah Jerman menahan mantan Presiden Katalunya, Carles Puigdemont. Penangkapan ini sesuai surat perintah yang dikeluarkan Pengadilan Tinggi Spanyol. Tidak hanya Puidgemont, surat perintah penangkapan juga diterbitkan untuk 12 orang lainnya dengan dakwaan pemberontakan atas keterlibatan mereka dalam upaya percobaan kemerdekaan Katalunya pada tahun lalu.
Investor ikut dibuat bingung oleh kabar kunjungan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un Ke China. Walaupun kebenaran dari berita tersebut belum dapat dipastikan, tetapi investor mulai bertanya-tanya tentang maksud dan tujuan kunjungan tersebut. Pasalnya, Kim Jong-Un belum pernah mengunjungi pimpinan negara lainnya semenjak menjabat pada 2011 silam. (aji/aji)
Wall Street tertekan oleh isu domestik, yaitu aksi jual terhadap saham-saham teknologi seiring rencana pemerintah yang ingin mengerem pertumbuhan mereka yang begitu kencang. Selain itu, kasus kebocoran data Facebook masih terngiang di benak investor. CNN melaporkan bahwa CEO Facebook Mark Zuckerberg akan mengaku bersalah di depan Kongres AS terkait kebocoran data kepada Cambridge Analytica.
Saham Microsoft melemah 4,6%, sementara Cisco Systems turun 3,13%. Tidak hanya mereka, saham Apple juga melemah 2,56% dan Intel terkoreksi 2,46%.
Selain itu, sebenarnya perang dagang juga belum sepenuhnya terselesaikan. AS dan China memang bernegosiasi tetapi belum ada kesepakatan yang diraih. Jika salah satu pihak merasa tidak puas, bukan tidak mungkin mereka kembali memasang sikap protektif.
Situasi geopolitik global juga sebenarnya kurang kondusif. Lebih dari 100 diplomat asal Rusia diusir oleh AS, Kanada, Ukraina, dan negara-negara Uni Eropa terkait dengan dugaan keterlibatan Rusia dalam pembunuhan mantan mata-matanya di Inggris dengan menggunakan racun.
Sementara di Spanyol, kondisi politik juga masih panas setelah kepolisian wilayah Jerman menahan mantan Presiden Katalunya, Carles Puigdemont. Penangkapan ini sesuai surat perintah yang dikeluarkan Pengadilan Tinggi Spanyol. Tidak hanya Puidgemont, surat perintah penangkapan juga diterbitkan untuk 12 orang lainnya dengan dakwaan pemberontakan atas keterlibatan mereka dalam upaya percobaan kemerdekaan Katalunya pada tahun lalu.
Investor ikut dibuat bingung oleh kabar kunjungan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un Ke China. Walaupun kebenaran dari berita tersebut belum dapat dipastikan, tetapi investor mulai bertanya-tanya tentang maksud dan tujuan kunjungan tersebut. Pasalnya, Kim Jong-Un belum pernah mengunjungi pimpinan negara lainnya semenjak menjabat pada 2011 silam. (aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular