Mendag Bilang Belanja Online Bukan "Pembunuh" Pelaku Usaha Tradisional

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Kamis, 27/11/2025 13:45 WIB
Foto: Menteri Perdagangan (Mendag). Budi Santoso dalam Penganugerahan Penghargaan Perlindungan Konsumen di Kemendag, Kamis (27/10/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan, peralihan perilaku belanja dari offline ke online bukanlah ancaman bagi pelaku usaha tradisional atau konvensional.

Ia menyamakan dinamika ini dengan kemunculan minimarket beberapa dekade lalu yang sempat memicu kekhawatiran, tetapi pada akhirnya justru melahirkan kerja sama. Artinya perubahan pola perdagangan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dan perlu direspons dengan adaptasi, bukan resistensi.

"Sekarang juga transformasi mengenai offline ke online. Ya, ini sebenarnya transformasi itu seperti ketika kita menghadapi convenience store dulu ya, ketika muncul retail, atau minimarket, itu katanya waktu itu kan mengganggu toko kelontong, tapi kan waktu itu kemudian kita ada pola kemitraan, dan sampai sekarang justru mereka bermitra dengan baik. Ini sama dengan offline dan online," kata Budi dalam acara Penganugerahan Penghargaan Perlindungan Konsumen
di Kemendag, Kamis (27/11/2025).


Ia menepis anggapan kehadiran platform online mematikan pedagang offline. Justru banyak UMKM yang mampu bertahan dan tumbuh karena berjualan secara digital. Dengan biaya operasional yang jauh lebih rendah dibandingkan memiliki toko fisik, UMKM mendapatkan ruang baru untuk memperluas pasar mereka.

"Ya, offline katanya banyak terganggu dengan online, tetapi kalau kita lihat, UMKM kita juga banyak yang bergerak, banyak yang hidup karena online, karena mereka tidak perlu ada toko, ada tempat yang biayanya mahal, tapi dia bisa berjualan secara online," ujarnya.

Pemerintah pun telah menyiapkan strategi agar kanal digital dan konvensional berkembang bersama. Salah satu pendekatannya adalah mendorong pemanfaatan model hybrid atau omnichannel bagi para pelaku usaha. Dengan cara ini, pedagang yang sebelumnya hanya mengandalkan transaksi tatap muka dapat menjangkau konsumen lebih luas melalui platform digital.

"Nah, apa yang kita lakukan supaya online juga hidup? Nah, kita membuat kebijakan hybrid atau omnichannel. Ya, jadi offline juga harus kita ajari bagaimana dia bisa online," katanya.

Transformasi digital juga menyasar pedagang pasar rakyat yang selama ini lebih tertinggal dalam pemanfaatan teknologi. Pemerintah berupaya agar pedagang pasar tradisional dapat ikut menjual produknya secara online, sekaligus mempertahankan basis pelanggan lokal. Momentum digitalisasi harus menjadi kesempatan bagi seluruh pelaku usaha, bukan hanya mereka yang berada di kota besar.

"Nah, kita juga ada program di pasar rakyat ya, di pasar tradisional, pasar rakyat itu bagaimana dia juga bisa jualan online," tuturnya.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bantu UMKM, KPP Mampang Prapatan Gelar Pesta Rakyat