
Mendag Bikin Gebrakan agar Produk UMKM Bisa Masuk Ritel dan Mal

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan produk makanan dan minuman dari para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sudah cukup baik di mana sudah 80% produk-produk lokal dari UMKM tembus ritel modern. Hal ini diungkapnya saat meluncurkan Program Penguatan Branding dan Kemasan UMKM di Gedung Kementerian Perdagangan (Kemendag), Rabu (20/8/2025).
"Jadi, produk kita ini sudah masuk ke semua ritel modern ya di Indonesia. Bahkan kemarin ada dari manajemen salah satu peritel modern, menyampaikan sudah 80% produk UMKM dijual di peritel tersebut. Lebih dari 80% produk lokal kita sudah dijual di ritel modern," kata Budi Santoso saat memberikan paparan, Rabu (20/8/2025).
Budi mengaku produk-produk UMKM kini sudah mempunyai pasar yang besar. Bahkan, Sebagian besar pelaku UMKM sudah siap melakukan ekspor barangnya ke beberapa negara.
"Kita itu mempunyai pasar yang besar ya, pasar di dalam negeri kita besar, kemudian kita juga mempunyai pasar ekspor yang besar. Sebagian besar, UMKM yang berhasil masuk ritel modern, sebenarnya juga sudah siap untuk ekspor ya," tambah Budi.
Meski begitu, Budi mengakui masih banyak produk UMKM terutama di desa-desa yang belum mampu untuk menembus peritel modern karena belum adanya standarisasi yang baik.
![]() Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat meluncurkan Program Penguatan Branding dan Kemasan UMKM di Gedung Kementerian Perdagangan (Kemendag), Rabu (20/8/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata) |
"Kita itu punya banyak produk UMKM, di desa-desa, di kota, di daerah-daerah. Tapi masih banyak yang belum terstandarisasi. Nah sehingga kita ingin mencoba. Produk yang ada ini kita standarisasi, kita buat desainnya , brandingnya. Agar bisa diterima di pasar global," ujarnya.
Namun, menurutnya, banyak produk UMKM baru yang sudah berhasil diekspor, di mana transaksinya mencapai US$ 90,4 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun.
"Sudah banyak yang ikut di program UMKM bisa ekspor ya. Kita ada semacam business matching dengan perwakilan kita di luar negeri. Dari Januari hingga Juni, transaksinya sudah US$ 90,4 juta, ya sekitar Rp 1,4 triliun, itu UMKM semua ya, dan UMKM yang 70% dari mereka belum pernah ekspor," ungkapnya.
Budi juga terus bekerja sama dengan asosiasi peritel modern seperti Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indoensia (HIPPINDO), Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) agar produk-produk UMKM dapat masuk lebih banyak ke peritel-peritel modern dan juga dapat masuk ke pasar ekspor.
"Nah kita bersama-sama asosiasi seperti HIPPINDO, APRINDO, APPBI ya bersama-sama bagaimana menjembatani teman-teman UMKM ini bisa produknya laku di retail modern, termasuk juga agar bisa bersiap di pasar ekspor," pungkasnya.
(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: DPR Dorong Peran Pemerintah dalam Promosi Produk Lokal
