Alamak! Butuh 12 Tahun Bangun Pembangkit Listrik Air di RI

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
29 July 2025 16:15
Chief Executive Officer Kalla Group, Solihin Kalla dalam program CNBC Indonesia Energy Corner di Jakarta, Selasa (29/7/2025). (CNBC Indonesia TV)
Foto: Chief Executive Officer Kalla Group, Solihin Kalla dalam program CNBC Indonesia Energy Corner di Jakarta, Selasa (29/7/2025). (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalla Group sebagai salah satu perusahaan pengembang energi baru terbarukan (EBT) mengisahkan, butuh waktu 12 tahun untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia.

CEO Kalla Group Solihin Kalla mengungkapkan salah satu yang dinilai menyulitkan pengembang EBT adalah pengajuan izin yang terlalu panjang. Hal itu berimplikasi pada lamanya proses produksi PLTA.

"Mulai dari perizinan, perizinannya sangat susah. Dan perizinannya yang lama. Kalau kami hitung daripada proyek kita selama ini yang kita kerjakan, kita kira mulai dari awal perizinan sampai COD, sampai kita energy out ke PLN, itu kira-kira 10-12 tahun," katanya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (29/7/2025).

Selain itu, terdapat proses yang harus dilalui, mulai dari akuisisi lahan, perizinan, hingga Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), hingga pembukaan jalur untuk ke sumber PLTA.

"Elevasinya juga 1.000 meter kira-kira. Aksesnya nggak ada. Terutama yang harus kita, kendala yang paling besar adalah grid, atau transmission line dari PLN yang tidak tersedia. Jadi harus membangun lagi" tambah Solihin.

Meskipun, potensi pemanfaatan air untuk PLTA dinilai besar di Indonesia. Hal itu menimbang Indonesia sendiri merupakan negara yang dikelilingi oleh pegunungan sebagai sumber air.

"Kami harapkan bahwa PLN bersama pemerintah untuk menggairahkan pengusaha lokal untuk masuk ke dalam EBT dan mempersingkat perizinan," tandasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kaya Energi Terbarukan, Tapi yang Dimanfaatkan Tak Sampai 1%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular