
'Raksasa' Baru Rp 2.700 T Dibangun Xi Jinping, Bisa Selamatkan China

Jakarta, CNBC Indonesia - China mulai membuat "raksasa" baru di negaranya senilai US$ 170 miliar ( sekitar Rp 2.772 triliun). Raksasa ini bukan merujuk makhluk tertentu melainkan bendungan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di dunia, di tepi timur Dataran Tinggi Tibet.
Mengutip Reuters, Selasa (22/7/2025), Xinhua menulis proyek ini adalah yang paling ambisius dibangun China, sejak bendungan Tiga Ngarai digarap di Sungai Yangtse. Pasar dalam negeri sendiri menyambutnya, menyebut proyek itu sebagai stimulus bagi ekonomi, yang mendorong kenaikan di pasar saham China dan imbalance hasil obligasi, Senin.
Proyek ini akan berlokasi di bagian hilir Yarlung Zangbo. Akan ada lima pembangkit listrik tenaga air bertingkat yang mampu menghasilkan 300 miliar kilowatt-jam listrik per tahun, setara dengan jumlah listrik yang dikonsumsi Inggris tahun 2024.
"Sebagian sungai mengalir deras setinggi 2.000 meter (6.561 kaki) dalam rentang 50 km (31 mil), menawarkan potensi tenaga air yang sangat besar," tulis laman itu.
"Operasi diperkirakan akan dimulai sekitar tahun 2030-an."
Perdana Menteri China Li Qiang menggambarkan bendungan tersebut sebagai "proyek abad ini". Ia memberi penekanan khusus bahwa pembangunan harus memperhatikan konservasi ekologi untuk mencegah kerusakan lingkungan.
Proyek ini sendiri diawasi oleh China Yajiang Group, badan milik negara yang baru dibentuk. Proyek diyakini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi mengingat faktor-faktor lain saat ini menunjukkan tanda-tanda pelemahan di China.
"Dengan asumsi pembangunan selama 10 tahun, peningkatan investasi/PDB bisa mencapai 120 miliar yuan (Rp 272 triliun) dalam satu tahun," kata Citi dalam sebuah catatan.
"Manfaat ekonomi yang sesungguhnya bisa lebih dari itu," tambahnya.
Sayangnya, belum ada perkiraan soal berapa jumlah lapangan kerja yang bisa diciptakan. Sebelumnya, proyek Bendungan Tiga Ngarai yang membutuhkan waktu hampir dua dekade untuk diselesaikan, menghasilkan hampir satu juta lapangan kerja di China.
Sementara itu, India dan Bangladesh telah menyuarakan kekhawatiran tentang kemungkinan dampaknya terhadap jutaan orang di hilir. Pasalnya Sungai Yarlung Zangbo mengalir menuju kedua negara itu, dikenal dengan nama Sungai Brahmaputra.
Menteri Utama negara bagian Arunachal Pradesh, India, Pema Khandu, mengatakan bahwa bendungan raksasa yang hanya berjarak 50 km dari perbatasan. Ini dapat mengeringkan 80% sungai yang melintasi negara bagian India tersebut, sekaligus berpotensi membanjiri daerah hilir di Arunachal dan negara bagian tetangganya, Assam.
LSM juga memperingatkan risiko terhadap salah satu lingkungan terkaya dan paling beragam di dataran tinggi tersebut. Bendungan diklaim akan merusak Dataran Tinggi Tibet secara permanen.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Buruk, Xi Jinping Beberkan Situasi Ekonomi China
