RI Siap-siap Panas Mendidih, 7 Wilayah Ini Langganan Terbakar

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Rabu, 07/06/2023 15:45 WIB
Foto: Dokumentasi BPBA

Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, Indonesia akan memasuki musim kemarau yang lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya karena pengaruh dari El Nino. Peneliti BRIN menyebutkan, pada puncaknya atau saat El Nino kuat, anomali suhu permukaan air laut diprediksi akan lebih panas 2 derajat Celcius berdasarkan proyeksi suhu muka laut pada tahun 2024-2025 nanti.

Untuk itu, ujarnya, BNPB memfokuskan pada upaya pencegahan hingga penanganan darurat bencana hidrometeorologi kering.

Mulai dari antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga kekeringan akibat faktor cuaca.Dan, meminimalkan dampak terburuk yang ditimbulkan.


Seperti diketahui, Indonesia diprediksi memasuki fase El Nino lemah pada bulan Juni ini. Menurut prakiraan BMKG, dengan peluang lebih 80%, ENSO Netral menuju El Nino akan berlangsung dengan intensitas lemah menuju moderat.

"BNPB akan fokus ke kebakaran hutan dan lahan. Karena prediksi BMKG di tahun 2023 ini kemaraunya lebih kering. Diprediksi potensi kejadian karhutlanya lebih besar dari tiga tahun terakhir," kata Suharyanto dalam keterangan tertulis, Rabu (7/6/2023).

Dia menjabarkan, hingga 1 Juni 2023, data sementara menunjukkan, sudah ada 112 kejadian karhutla di Tanah Air.

"Ada tujuh wilayah yang akan mendapatkan perhatian khusus dari BNPB yang meliputi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Timur. Ketujuh provinsi prioritas itu memang menjadi langganan bencana karhutla setiap tahunnya," katanya.

"Hingga saat ini, status siaga darurat bencana karhutla dan kekeringan telah ditetapkan di seluruh provinsi tersebut per 29 Mei 2023," ujar Suharyanto.

Sebelumnya, Peneliti Klimatologi Pusat Iklim dan Atmosfer BRIN Erma Yulihastin mengatakan, dari berbagai skenario dan pemodelan yang dilakukan saat pengamatan anomali suhu, penguatan El Nino akan terus terjadi dan masuk fase strong El Nino mulai tahun 2024 nanti dan berlanjut ke tahun 2025.

"Masuk tahun 2024, El Nino akan extend (berlanjut) secara intensitas. Fase moderat jika terpelihara terus akan semakin menguat. Saat masuk ke fase kuat atau strong EL Nino, anomali suhu akan di atas 1,5 derajat Celcius atau 2 derajat Celcius," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (29/5/2023).

Akibat efek El Nino, ujarnya, sektor pertanian akan jadi sektor paling rentan. Begitu juga dengan perkebunan karena terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Bicara karhutla, ini agak kompleks karena menyangkut lahan gambut yang memelihara asap (api) dalam jangka waktu lama dan sulit dipadamkan," katanya.

"Untuk konteks wilayah, kekeringan di Sumatra berpotensi tidak akan separah Kalimantan. Karena Sumatra dekat dengan Samudera Hindia yang kita harapkan masih bisa menghasilkan hujan," jelas Erma.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Subianto Menerima Kunjungan PM Malaysia