
Awas! Kapolri Peringatkan Bencana Ini Bakal Meningkat di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, jika pada tahun 2022 lalu banjir jadi bencana paling banyak terjadi, tahun 2023 ini akan ada kenaikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dia pun mengimbau agar selalu waspada.
Kapolri menjabarkan, bencana alam karhutla pada tahun 2022 terjadi sebanyak 252 kasus bencana. Angka ini diprediksi akan meningkat tahun 2023.
"Tahun 2022 berbagai macam bencana terjadi, yang paling tinggi banjir. Namun, di tahun 2023 kemungkinan angka yang terkait dengan karhutla ini akan meningkat. Jadi ini mohon untuk diantisipasi dan dipersiapkan dengan baik," kata Sigit dalam Rakornas PB 2023, di Jakarta, Kamis (2/3/2023).
"Ini adalah situasi yang mau tidak mau seluruh stakeholder yang ada harus selalu siap menghadapi situasi yang ada ini," tambah Kapolri.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, El Nino atau fenomena pemanasan suhu muka air laut akan muncul di semester kedua tahun ini. Meskipun kekuatannya diprediksi lemah, namun dampak bilamana El Nino kuat muncul tetap perlu diwaspadai.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan mengatakan, dampak yang dikhawatirkan bila El Nino kuat muncul adalah kemarau yang panjang dan mengakibatkan kekeringan di seluruh area pertanian dan hutan.
Dalam kondisi kering, bila aktifitas pembukaan lahan dilakukan dengan cara membakar, akan sangat berisiko terjadi kebakaran yang luas dan tidak terkendali, apalagi di lahan gambut.
"Lesson learned 2015, jadikan informasi dari BMKG sebagai peringatan dini (Early Warning), misal peringatan akan terjadinya El Nino. Karena kalau digunakan sebagai peringatan dini, informasi tersebut akan menjadi langkah pencegahan (Early Action) oleh para pemangku kepentingan," ujar Dodo.
"Kalau sudah kadung kejadian, alias tidak memperhatikan early warning, maka terjadilah seperti 2015, dan penanggulangan yang sudah kadung terjadi jauh lebih sulit dari pada pencegahan. Dari pelajaran 2015 juga sekarang jabatan di TNI/POLRI jadi taruhan terkait karhutla," lanjutnya.
Adapun upaya antisipasi El Nino yang dapat dilakukan pemerintah, menurut Dodo, jangan ada kesenjangan antara early warning dengan early action. "Ini upaya pencegahan," tuturnya.
Dalam konteks bencana, katanya, ada kelompok pemerintah yang berada di hulu, yaitu pemberi Peringatan Dini, termasuk kelompok pemerintah di BMKG.
Ada juga kelompok pemerintah yang berada di sisi hilir, yaitu kelompok pemerintah yang meneruskan informasi peringatan dini untuk segera melakukan aksi dini agar bahaya dapat dicegah ataupun diminimalisir, termasuk BNPB dan pemerintah daerah.
Kelompok hulu biasa disebut juga sebagai sisi struktur, bagaimana membangun dan memberikan early warning system alias sistem peringatan dini dengan baik, dan kelompok hilir biasa disebut sebagai sisi kultur atau bagaimana membangun masyarakat waspada, sadar, dan tanggap bencana.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Siaga Fenomena Ekstrem, Kekeringan Parah 2015 Terulang?