RI Siap-Siap 'Panas Mendidih', Mentan Warning Krisis Pangan

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
30 May 2023 16:37
Kekeringan di Cibarusah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Kekeringan di Cibarusah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia -  Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memperingatkan sejumlah ancaman ketahanan pangan yang bakal menghadang. Salah satunya, potensi fenomena El Nino yang memicu anomali suhu menjadi lebih panas dan kering saat musim kemarau dibandingkan musim kemarau biasanya. 

Hal itu disampaikan saat meninjau persiapan Pekan Nasional (Penas) XVI Petani dan Nelayan yang akan digelar di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada 10-15 Juni 2023. Dia mengatakan, Penas tahun ini harus menjadi bagian strategis dari upaya konsolidasi bersama dalam menjaga ketahanan pangan nasional di tengah ancaman krisis pangan.

"Ini adalah bagian-bagian untuk mengkonsolidasi, kekuatan dan potensi pertanian, di dalam menjaga ketahanan pangan nasional kita," kata Syahrul dalam keterangan tertulis, Selasa (30/5/2023).

Dia menambahkan, tak hanya dampak fenomena iklim El Nino yang berpotensi memberi ancaman kekeringan cukup parah terhadap pertanian.

Tapi, ketegangan politik yang terjadi di berbagai belahan dunia turut memberi tantangan yang cukup besar terhadap pembangunan sektor pertanian dan ketahanan pangan negara.

"Acara Penas nanti ini harus menjadi puncak komunikasi emosional kita, bukan hanya konsepsi atau idealisme saja, besok ada El Nino, besok ada warning terhadap krisis pangan dunia, karena cuaca ekstrem, serangan hama dimana mana. Karena itu Penas ini sangat penting untuk menyatukan visi dan pandangan kita dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan," ujar Syahrul.

Seperti diketahui, Indonesia diprediksi akan dilanda fenomena El Nino kuat sampai tahun 2025. Saat ini, indikasi pembentukan El Nino lemah dilaporkan mulai terjadi.

"Mulai terlihat ada indikasi El Nino akan terbentuk di bulan Juni nanti. Kita terus melakukan pengamatan, dan sejak 17 Mei 2023, secara konsisten ada anomali suhu 0,55 derajat Celcius. Artinya, sudah di atas 0,5 derajat Celcius," kata Peneliti Klimatologi Pusat Iklim dan Atmosfer BRIN Erma Yulihastin kepada CNBC Indonesia.

"Tapi, untuk bisa dinyatakan sebagai El Nino, harus dilihat konsistensi anomali suhu tadi. Artinya, kalau mulai terbentuk di bulan Juni, nanti Agustus baru bisa kita sebut El Nino atau tidak," katanya. 


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-siap RI Panas Mendidih, Ini Kata Menteri Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular