Moncer! Indonesia Panen Dolar Amerika, Ini Kata Bos BKF

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
08 May 2023 15:05
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengungkapkan, hilirisasi sumber daya alam (SDA) telah memberikan dampak positif untuk perekonomian Indonesia. Terlihat dari peningkatan cadangan devisa (Cadev) Indonesia yang meningkat lebih cepat dibandingkan negara lainnya.

Febrio mengungkapkan, hasil transformasi khususnya bagaimana memanfaatkan SDA yang dimiliki Indonesia bisa menghasilakn nilai tambah sebanyak-banyaknya di Indonesia.

Terbukti, BKF mencatat dari hasil ekspor sejak 2014 sampai 2022, nilai ekspor naik hampir dua kali lipat, dari US$ 176 miliar pada 2014 dan meningkat menjadi US$ 292 miliar pada 2022.

"Kalau sektor-sektor bertambah tinggi tumbuh dan mendominasi ekspor, sehingga berdaya saing. Komponen dari hasil transformasi ekspor besi dan baja, pada 2014 hampir tidak ada ekspor. Namun di 2022 kita hasilkan ekspor US$ 27,8 miliar," jelas Febrio dalam webinar Indonesia Macroeconomic Update 2023, Senin (8/5/2023).

Nilai ekspor yang meningkat dua kali lipat, kata Febrio juga tercermin dari nilai cadangan devisa Indonesia meningkat tajam pada Maret 2023 yang mencapai US$ 145,2 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Februari 2023 sebesar US$ 140,3 miliar.

Sejak awal 2023 hingga saat ini atau year to date (ytd), Febrio menyebut cadangan devisa telah melonjak 5,8%, pertumbuhannya meningkat paling pesat dibandingkan pertumbuhan cadangan devisa negara lainnya seperti Brazil yang tumbuh 5,1% (yd), Rusia tumbuh 2,6% (ytd), Kanada tumbuh 2,5%.

Sementara dibandingkan dengan negara kawasan ASEAN, seperti Thailand, pertumbuhan cadangan devisanya pada 2023 hanya 0,4% (yed), dan Malaysia kontraksi -0,3%.

"Dari seluruh dunia, cadangan devisa Indonesia meningkat cepat dibandingkan seluruh dunia. Sehingga kita tahu, angka-angka ini membuat confidence dari perekonomian dan investor untuk bisa melanjutkan aktivitas ekonomi dan meningkatkan aktivitas ekonomi di Indonesia," jelas Febrio.

Oleh karena itu, perekonomian Indonesia yang berhasil tumbuh 5,03% (year on year/yoy), memberikan keyakinan kepada investor untuk berinvestasi di Indonesia. Juga diperkuat dengan indikator nilai tukar rupiah yang menguat.

"Kurs nilai tukar rupiah apresiasi 6,72% (year to date) dibandingkan banyak negara yang apresiasinya kecil. Bahkan banyak negara banyak mengendalikan nilai tukar karena depresiasi. Seperti Korea Selatan, Afrika Selatan, Turki, Argentia yang mengalami depresiasi dalam tiga bulan ini (Januari-Maret 2023)," jelas Febrio.


(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Keras! Uang Orang RI di Singapura Bakal Ditarik Pulang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular