Simak! Ramalan Terbaru Ekonomi dari Sri Mulyani, BI, OJK, LPS

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
03 March 2023 15:30
Chairman CT CORP, Chairul Tanjung menyerahkan plakat pengghargaan kepada Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam Economic Outlook 2023 dengan tema
Foto: Chairman CT CORP, Chairul Tanjung menyerahkan plakat pengghargaan kepada Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam Economic Outlook 2023 dengan tema

Ketua DK OJK Mahendra Siregar menjelaskan, pihaknya akan terus menjaga stabilitas sektor keuangan, baik dari kacamata risiko transmisi karena perkembangan internasional, maupun perkembangan di dalam negeri.

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI ini juga turut mengamini perihal perkembangan ekonomi dunia, yang diperkirakan tidak akan seburuk seperti ramalan sebelumnya.

Kendati demikian, Mahendra justru waspada, karena sebenarnya berkaca dari pengalamannya tiga tahun silam, bahwa ekonomi di tanah air dan dunia luluh lantak dikarenakan penyebaran virus corona.

"Jadi, di bagian itu nampaknya masih ada kemungkinan-kemungkinan yang harus diantisipasi. Tapi persoalannya bukan semata-mata mencermati apa yang terjadi di internasional," jelas Mahendra.

Oleh karena itu, kata Mahendra bersama KSSK, untuk bisa fokus bagaimana kita tetap menjaga stabilitas sektor keuangan dan juga tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Terlepas dari bagaimana apapun kondisi di internasional.

Terpenting kata Mahendra, bahwa pemangku kebijakan di tanah air bisa mematahkan semua potensi resikonya dan melakukan rangkaian mitigasi, baik itu moneter, fiskal, dan sistem keuangan secara menyeluruh.

"Yang sudah berubah adalah pemahaman kita terhadap potensi risiko global transmisinya berapa, itu yg sudah berubah sehingga momentum pertumbuhannya bisa terus dijaga. Tapi kami tidak mengecilkan risiko global," ujarnya.

Menjaga stabilitas dan menyelesaikan proses reformasi mengembangkan dan menguatkan reformasi masing-masing industri, juga tak boleh dilupakan.

Perhatian OJK saat ini kata Mahendra, adalah bagaimana mengatasi masalah perusahaan-perusahaan yang bermasalah, yang harus dicarikan solusinya.

"Kalau yang terakhir itu tidak dilakukan maka juga akan menimbulkan persoalan kepercayaan, persoalan bagi confidence kepada industri itu maupun sistem jasa keuangan," jelas Mahendra.

Pada tahun ini, Mahendra optimistis pertumbuhan industri jasa keuangan akan lebih baik, dibandingkan dengan kondisi pada 2022.

"Bahkan jauh lebih baik daripada saat Covid-19, bahkan jauh lebih baik daripada 5 tahun secara rata-rata sebelum pandemi," ujarnya.

"Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk melihat 2023 ini, kecuali dengan kacamata yang optimis dan confidence, terlepas dari kondisi global yang memang belum tentu semakin baik," jelas Mahendra lagi.

(cap/cap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular