Simak! Ramalan Terbaru Ekonomi dari Sri Mulyani, BI, OJK, LPS

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
03 March 2023 15:30
Chairman CT CORP, Chairul Tanjung menyerahkan plakat penghargaan kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Economic Outlook 2023 dengan tema
Foto: Chairman CT CORP, Chairul Tanjung menyerahkan plakat penghargaan kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam Economic Outlook 2023 dengan tema

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, bahwa tensi geopolitik Rusia dan Ukraina masih akan mewarnai perekonomian global di tahun 2023. Namun, kiranya situasi tak sekelam tahun-tahun sebelumnya.

Saat berbincang dengan Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung, Sri Mulyani menjelaskan, AS kemungkinan tidak akan mengalami resesi.

"Ini adalah berita bagus, karena berarti ekonomi dunia tidak terlalu buru," ujarnya.

Selain itu juga, pembukaan kembali aktivitas ekonomi di China memberikan harapan, paling tidak pada kuartal II-2023 atau paruh pertama di tahun ini.

Demikin juga dengan ekonomi Eropa yang diperkirakan tidak akan mengalami penurunan lebih dalam, karena diperkirakan benua biru ini dapat mampu menangani krisis energi dengan lebih baik.

"Harga energi mereka itu tahun lalu sempat naik bahkan tiga kali lipat bahkan in very extreme case pernah naik 5 kali lipat. Namun ekonominya lebih resilient ternyata," jelas Sri Mulyani.

"Jadi ini memberikan harapan kalau Amerika, Eropa, RRT baik, India tetap tumbuh bagus. Saya datang, kita ngobrol dengan Menteri Keuangan India Nirmala dan mengatakan, ekonomi akan relative baik di tahun 2023 dibandingkan dengan prediksi sebelumnya," kata Sri Mulyani lagi.

Adapun diperkirakan pertumbuhan ekonomi global mencapai 1,7% sampai 2%, masih lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi global saat masa pemulihan sebelumnya yang berada pada kisaran 5% sampai 6% atau dalam situasi normal yang bisa tumbuh di antara 4% sampai 5%.

"Inflasi masih menjadi faktor perhatian, karena kontribusi dari kenaikan harga, bukan dari sisi demand side saja, tapi banyak dari sisi supply side juga," kata Sri Mulyani lagi.

Ketika AS mengalami resesi dan pembukaan kembali aktivitas di China, bendahara negara ini berharap ekonomi Indonesia akan tetap tangguh, didukung dari membaiknya mobilitas dan konsumsi masyarakat.

"Kta masih 2023 ini dengan optimisme. [...] Indonesia harus menjaga apa yang sudah kita capai resiliensi dan pondasi ekonomi dari sisi pemulihan, sesudah pandemi," ujarnya.

Kendati demikian, kata Sri Mulyani tetap harus waspada karena masih tingginya tensi geopolitik dan tingginya suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), dan implikasinya terhadap rantai pasok global.

(cap/cap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular