Simak! Begini Ramalan BI Sektor yang Moncer di 2023

News - Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
30 January 2023 18:00
Dody Budi Waluyo di acara Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022 Foto: Dody Budi Waluyo di acara Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, ekonomi Indonesia akan berangsur pulih. Pertumbuhannya bahkan diperkirakan mampu mencapai 4,5% hingga 5,3% (year on year/yoy) pada 2023.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menjelaskan, perekonomian nasional diperkirakan terus membaik ditopang oleh peningkatan konsumsi swasta dan investasi, tetap kuatnya ekspor, serta daya beli masyarakat yang masih terjaga di tengah kenaikan inflasi.

"Lapangan usaha terkait permintaan domestik dan mobilitas diperkirakan akan tumbuh kuat pada 2022 dan 2023," jelas Dody dalam acara Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1/2023).

Perbaikan terjadi terutama pada sektor yang terkait ekspor, seperti industri pengolahan. Dalam paparan yang ditampilkan, beberapa sektor diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang tinggi di tahun ini.

Sektor yang akan mengalami pertumbuhan tinggi pada 2023 tersebut di antaranya, sektor informasi dan komunikasi, yang diperkirakan tumbuh 9% hingga 9,8%.

Sektor berikutnya yakni sektor transportasi dan pergudangan, yang diperkirakan tumbuh mencapai 8% - 8,8%. Disusul jasa perusahaan yang diperkirakan akan tumbuh mencapai 7,5% hingga a8,3% pada tahun ini.

Adapun sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial pada 2023, diperkirakan akan tumbuh 5,9% hingga 6,7%. Sementara sektor jasa keuangan dan asuransi, diperkirakan tumbuh 5,7% hingga 6,5%.

Kemudian selanjutnya sektor akomodasi dan makan minum diperkirakan akan tumbuh 5,6% hingga 6,4%.

Sementara dari proyeksi pertumbuhan ekonomi yang disumbangkan dari sisi permintaan, pada 2023 akan banyak disumbangkan dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, yang pertumbuhannya diperkirakan mencapai 6,8% hingga 7,6%.

Selanjutnya pada impor barang dan jasa, pertumbuhannya diperkirakan mencapai 6,6% hingga 7,4%, disusul dari sektor ekspor barang dan jasa, yang diperkirakan akan tumbuh 6% hingga 6,8%.

Pada sektor konsumsi swasta, pertumbuhannya pada tahun ini diperkirakan mencapai 4,6% - 5,4% dan konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh 3,2% hingga 4%.

Dody bilang, bahwa dalam melakukan pemulihan ekonomi di Indonesia pasca pandemi Covid-19, bank sentral telah melakukan berbagai sinergi kebijakan dan inovasi dengan pemerintah dan otoritas terkait.

"Baik itu Kementerian Keuangan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), maupun sektor riil," ujarnya.

Sinergi dan inovasi kebijakan itu, kata Dody akan terus dilakukan untuk lebih memajukan perekonomian tanah air dalam jangka menengah-panjang.

"Ini tidak bisa lepas kalau kita mau menuju kepada perekonomian dengan pertumbuhan 5% hingga 6%, bahkan di atas kita. Kita bisa keluar dari middle income trap," kata Dody lagi.

Pada kesempatan yang sama, ekonom sekaligus Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menilai, pasca pandemi permintaan pada sektor-sektor tertntu mulai mengalami perbaikan.

Ari meyakini terdapat empat sektor yang saat pandemi Covid-19 mengalami pelemahan paling dalam, ke depannya sektor ini justru akan pulih lebih cepat.

"Sektor-sektor mobilitas mengalami pemulihan lebih dulu. Transportasi, akomodasi, pariwisata, makanan-minuman," jelas Ari.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

BI Buka Banyak Lowongan Kerja, Cek Jadwal & Syarat di Sini!


(cap/cap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading