Internasional

Negara Asia Ini di Ambang Kebangkrutan, IMF Turun Tangan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
30 January 2023 07:40
Orang-orang meneriakkan slogan-slogan saat mereka membakar ban untuk memblokir jalan raya utama selama protes mengutuk insiden penembakan pada long march yang diadakan oleh mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, di Wazirabad, Pakistan 4 November 2022. (REUTERS/AKHTAR SOOMRO)
Foto: Orang-orang meneriakkan slogan-slogan saat mereka membakar ban untuk memblokir jalan raya utama selama protes mengutuk insiden penembakan pada long march yang diadakan oleh mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, di Wazirabad, Pakistan 4 November 2022. (REUTERS/AKHTAR SOOMRO)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) dijadwalkan melakukan kunjungan ke Pakistan dalam waktu dekat. Hal ini terjadi saat Negeri Ali Jinnah itu mengalami permasalahan keuangan yang kritis.

Pakistan sebelumnya mendapatkan dana talangan IMF senilai US$ 6 miliar (Rp 90 triliun) pada 2019, yang ditambah lagi dengan US$ 1 miliar (Rp 15 triliun) tahun lalu. Namun, pemberi pinjaman itu kemudian menghentikan pencairan pada November karena kegagalan Pakistan untuk membuat lebih banyak kemajuan dalam konsolidasi fiskal dan reformasi ekonomi.

"Atas permintaan pihak berwenang, misi IMF dijadwalkan mengunjungi Islamabad 31 Januari - 9 Februari untuk melanjutkan diskusi di bawah tinjauan Extended Fund Facility (EFF) kesembilan," kata Perwakilan IMF di Pakistan, Esther Perez Ruiz, dalam sebuah pesan kepada Reuters, Senin (30/1/2023).

Kunjungan ini sangat penting bagi Pakistan, yang menghadapi krisis neraca pembayaran akut dan saat ini putus asa untuk mendapatkan pembiayaan eksternal. Pada 6 Januari, Bank Negara Pakistan dilaporkan hanya memiliki devisa sebesar US$ 4,34 miliar (Rp 64 triliun). Ini hanya akan mencukupi kebutuhan impor selama tiga minggu ke depan.

Ruiz mengatakan misi tersebut akan fokus pada kebijakan yang ditujukan untuk memulihkan keberlanjutan domestik dan eksternal, termasuk memperkuat posisi fiskal sambil mendukung mereka yang terkena dampak banjir, serta reformasi sektor listrik.

"Upaya dan reformasi kebijakan yang lebih kuat sangat penting untuk mengurangi tingkat ketidakpastian yang tinggi yang membebani prospek Pakistan dan untuk mendapatkan dukungan pembiayaan dari mitra resmi dan pasar."

Mohammad Sohail, analis keuangan dan CEO Topline Securities, mengatakan pemerintah Pakistan telah melewati rintangan besar dalam mengamankan cicilan IMF berikutnya, yakni penghapusan batas nilai rupee Pakistan. Tercatat, hanya dalam dua hari setelah batasan itu dihapus, rupee Pakistan telah kehilangan hampir 10% nilainya.

"Meninggalkan pasar valas untuk kekuatan pasar adalah salah satu syarat terbesar IMF, yang ditentang pemerintah di masa lalu," katanya kepada AFP.

Sementara itu, Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengatakan pada Jumat bahwa ia mengharapkan kesepakatan bulan ini. Ia juga menyebut Islamabad telah menyiapkan daftar prioritas impor yang sangat dibutuhkan negara itu

"Pakistan hari ini berdiri di persimpangan jalan di mana kami berusaha untuk menghemat setiap sen," katanya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara Ini Mau Bangkrut, Rela Jual Kedutaannya di Luar Negeri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular