Internasional

Utang 'Meledak' Bikin Pening, Janet Yellen: AS Bakal Resesi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
30 January 2023 07:00
US Treasury Secretary Janet Yellen speaks during a meeting on the sidelines of the G20 summit in Jimbaran on the Indonesian resort island of Bali on November 14, 2022. (Photo by SONNY TUMBELAKA / AFP) (Photo by SONNY TUMBELAKA/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/SONNY TUMBELAKA

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat (AS), Janet Yellen, kembali memberikan peringatan terkait perekonomian negara itu. Kali ini, peringatan yang diberikan Yellen terkait dengan utang negara itu yang telah mencapai batasnya.

Dalam sebuah pemaparan, Yellen menyebut akan ada bencana dan kehancuran finansial bila Kongres AS tidak menaikkan batas utang pada musim panas mendatang. Pasalnya, bila tak ada kenaikan batas, Washington terancam gagal bayar.

"Itu (batas utang) membuat saya gugup. Itu akan sangat menghancurkan. Ini bencana. Kami akan mengalami krisis keuangan dan saya yakin kami akan mengalami resesi di AS," ujarnya dikutip dari Axios, Senin (30/1/2023).

"Jika pemerintah tidak dapat mengeluarkan utang baru, ekonomi akan mengalami kejatuhan. Pengeluaran harus menurun untuk menyamai pendapatan pajak."

Selain bagi AS, Yellen juga menyebut bencana keuangan itu akan berdampak pada ekonomi di seluruh dunia.

"Orang Amerika akan menghadapi biaya pinjaman yang lebih tinggi, dan itu akan menyebabkan banyak kekacauan global juga," tambahnya.

Yellen sebelumnya telah meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gagal bayar pada awal bulan ini. Ia telah memberi tahu Kongres AS bahwa Departemen Keuangan telah mulai menerapkan langkah-langkah darurat untuk mencegah negara mencapai batas utang nasional, yang sekarang ditetapkan sebesar US$ 31,4 triliun.

Ia bersama Gedung Putih juga masih melobi Kongres demi bisa menaikan plafon utang. Namun, Kongres yang dikuasai oposisi pemerintah dari Partai Republik telah memberikan sinyal untuk menekankan pemotongan belanja daripada menaikan batas utang.

"Saya ingin duduk dengan semua pemimpin dan terutama presiden dan mulai berdiskusi," kata Ketua DPR yang juga kader Partai Republik, Kevin McCarthy.

Sementara itu, gagal bayar juga telah menjadi kekhawatiran investor pada pasar keuangan. Dengan tersentuhnya plafon batas atas utang, investor pemegang obligasi Washington pun terancam tidak dapat memperoleh pembayaran karena tak ada pemasukan optimal yang dimiliki oleh Negeri Paman Sam.

Bila terpaksa gagal bayar, pemerintah justru nantinya harus menanggung lebih banyak bunga untuk menjualnya. Menurut beberapa analis, situasi seperti ini nantinya akan mengarah pada larinya investor dari AS sehingga melemahkan nilai dollar.

"Pasar keuangan akan kehilangan kepercayaan pada AS, dolar akan melemah dan saham akan jatuh," kata Dewan Penasihat Ekonomi, bagian dari Gedung Putih, selama debat plafon utang yang dilaporkan Channel News Asia mengutip Bloomberg.

"Peringkat kredit AS hampir pasti akan diturunkan, dan suku bunga akan naik secara luas untuk banyak pinjaman konsumen, membuat produk seperti pinjaman mobil dan hipotek lebih mahal untuk keluarga yang tunduk pada perubahan suku bunga atau mengambil pinjaman baru."

"Itu bisa meninggalkan beberapa luka yang bertahan lama, termasuk kenaikan permanen dalam biaya pendanaan utang federal AS," tambah David Kelly, kepala strategi global di J.P. Morgan Asset Management, kepada Reuters.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Utang AS Jebol, Janet Yellen Ambil Langkah Darurat Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular