
Waspada Putin! Jerman Siap Kirim Senjata Mematikan ke Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Kanselir Jerman Olaf Scholz telah memutuskan untuk mengirim tank tempur Leopard 2 ke Ukraina dan mengizinkan negara lain seperti Polandia untuk melakukannya. Dengan demikian, Amerika Serikat (AS) dapat memasok tank Abrams
Hal tersebut diungkapkan dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters. Adapun, seorang juru bicara pemerintah, kementerian luar negeri, dan kementerian pertahanan menolak berkomentar.
Keputusan tersebut menyangkut setidaknya satu kompi tank Leopard 2 A6 yang akan disediakan dari stok Bundeswehr, kata majalah Spiegel, yang pertama kali melaporkan berita tersebut. Satu kompi biasanya terdiri dari 14 tank.
"Hari ini Kanselir membuat keputusan yang tidak bisa dianggap enteng. Fakta bahwa Jerman akan mendukung Ukraina dengan tank Leopard adalah tanda solidaritas yang kuat," kata Christian Duerr, pemimpin parlemen dari Partai Demokrat Bebas (FDP) yang memerintah bersama.
"The #Leopard's free!" cuit Katrin Goering-Eckardt, wakil presiden Bundestag, dan membagikan tautan laporan media tentang berita tersebut.
Sekutu lainnya, di Skandinavia misalnya, berniat untuk mengikuti Jerman dalam memasok tank Leopard mereka ke Kyiv. Dalam jangka panjang, lebih banyak tank yang dapat dipulihkan agar layak digunakan.
Sementara itu, para pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Washington akan segera menghentikan penentangannya untuk mengirim tank Abrams ke Ukraina.
Namun, Pentagon menolak mengomentari pengumuman yang akan datang tentang Abrams. Mereka juga menolak untuk mengomentari apakah Jerman telah memberi lampu hijau pengiriman tank Leopard.
"Menteri (Lloyd) Austin melakukan percakapan yang sangat produktif dengan mitranya dari Jerman ketika dia berada di Jerman pada pertemuan minggu lalu," kata Brigadir Jenderal Patrick Ryder.
Sebelumnya, beberapa menteri Eropa mengatakan bahwa penting bagi Jerman untuk mengizinkan pengiriman tank Leopard ke Ukraina.
Tank Leopard Jerman, yang diterjunkan oleh tentara di seluruh Eropa, secara luas dianggap paling cocok untuk Ukraina, tetapi Berlin harus mengesahkan penjualannya dan belum melakukannya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Mulai 'Pecah' soal Ukraina, Jerman Biang Keroknya