Internasional
NATO Mulai 'Pecah' soal Ukraina, Jerman Biang Keroknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan mulai melanda negara-negara Barat yang juga anggota NATO. Ini diakibatkan oleh Jerman masih enggan memberikan persetujuan kepada negara-negara pemilik tank Leopard yang ingin mengirimkan peralatan tempur itu ke Ukraina.
Khawatir musim dingin akan memberi pasukan Rusia waktu untuk berkumpul kembali dan melepaskan serangan besar, Ukraina sebelumnya mendorong agar Barat setuju untuk mengirimkan tank tempur Leopard.
"Warga kami sekarat setiap hari. Jika Anda memiliki tank Leopard, berikan kepada kami. Ukraina membutuhkan mereka untuk mempertahankan diri, merebut kembali tanah yang diduduki, dan tidak berencana menyerang Rusia," papar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kepada televisi Jerman ARD, Kamis (19/1/2023) malam.
Namun, Berlin belum memberikan persetujuan lebih lanjut terkait hal ini. Kanselir Jerman Olaf Scholz dilaporkan masih enggan mengirim senjata yang dianggap memprovokasi Moskow. Rusia juga telah berulang kali mengatakan transfer senjata Barat akan memperpanjang perang dan menambah penderitaan di Ukraina.
Sumber pemerintah Jerman sebelumnya mengatakan Berlin akan mencabut keberatannya jika Amerika Serikat (AS) juga mengirimkan tank buatan mereka, Abrams.
"Kepemimpinan sejati adalah tentang memimpin dengan memberi contoh, bukan tentang memandang orang lain. Tidak ada pantangan," cuit penasihat Zelenskiy, Mykhailo Podolyak.
"Dari Washington ke London, dari Paris ke Warsawa, Anda mendengar satu hal: Ukraina membutuhkan tank. Tank adalah kunci untuk mengakhiri perang dengan baik."
Sejauh ini, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Jerman yang baru Boris Pistorius. Tetapi, belum ada hasil nyata terkait pengiriman tank Leopard dari pertemuan itu.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan pada hari Kamis bahwa ia 'agak skeptis' terhadap persetujuan Jerman terhadap tank-tank untuk Ukraina. Ia bahkan menyebut 'Jerman membela diri terhadap hal ini seperti setan melindungi dirinya dari air suci'.
Meski begitu, beberapa negara Eropa yang menyatakan optimismenya bahwa Berlin akan mengirimkan tank itu. Menteri Pertahanan Lithuania Arvydas Anusauskas mengatakan bahwa pengiriman Leopard adalah hal yang pasti.
Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren mengatakan ia yakin solusi akan ditemukan, tetapi Belanda membutuhkan lampu hijau dari Berlin sebelum memutuskan apakah akan menyumbangkan tank.
Polandia dan Finlandia telah mengatakan mereka akan mengirim tank Leopard yang dimilikinya jika Jerman mencabut hak vetonya. Warsawa bahkan berkomitmen untuk terus menyarankan hal itu bahkan jika Jerman mencoba memblokirnya.
Sementara itu, pejabat Ukraina mendesak keputusan mendesak. Kepala administrasi kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, bahkan menyebut Kyiv tidak punya waktu lagi untuk menunggu.
"Kami membayar kelambatan dengan nyawa rakyat Ukraina kami. Seharusnya tidak seperti itu," paparnya.
[Gambas:Video CNBC]
Jreng! Ukraina Terancam Diblokir NATO 30 Tahun, Kenapa?
(luc/luc)