Internasional
Eropa 'Pecah' Gegara Jerman, Jadi Angin Segar untuk Putin?

Jakarta, CNBC Indonesia - Jerman masih menjadi 'batu sandungan' bagi negara-negara Eropa untuk memasok Ukraina dengan tank Leopard, senjata berat yang dianggap cocok untuk digunakan melawan pasukan Rusia.
Negara itu belum menyetujui pengiriman senjata itu karena khawatir akan meningkatkan tensi perang yang dikobarkan Presiden Rusia Vladimir PutinĀ 11 bulan lalu.
Adapun, para menteri luar negeri Uni Eropa (UE) Senin (23/1/2023) sepakat untuk mengalokasikan tambahan 500 juta euro untuk bantuan militer bagi Ukraina.
Kesepakatan pada tahap bantuan ketujuh datang ketika 27 menteri luar negeri Uni Eropa bertemu di Brussel setelah negara-negara Barat pekan lalu gagal menyepakati pengiriman tank Leopard.
Para menteri luar negeri menyetujui paket 500 juta euro bersama dengan 45 juta euro lebih lanjut untuk "peralatan tidak mematikan" untuk misi pelatihan militer Uni Eropa untuk Ukraina, kata pejabat Swedia dan Ceko, dilansir Reuters.
"Kami tetap teguh dalam dukungan kami untuk Angkatan Bersenjata Ukraina," cuit Swedia, yang memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa.
Sementara itu, beberapa menteri mengatakan bahwa penting bagi Jerman untuk mengizinkan pengiriman tank Leopard ke Ukraina.
Tank Leopard Jerman, yang diterjunkan oleh tentara di seluruh Eropa, secara luas dianggap paling cocok untuk Ukraina, tetapi Berlin harus mengesahkan penjualannya dan belum melakukannya.
Sementara itu, Polandia mengatakan akan meminta izin kepada Jerman untuk mengirim tank Leopard ke Ukraina tanpa menghiraukan apakah Berlin setuju atau tidak selama negara lain juga melakukannya.
"Pada titik ini tidak ada argumen yang baik mengapa tank tempur tidak dapat disediakan," kata Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics saat tiba di pertemuan Brussel.
Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis mengatakan tank tidak boleh ditahan satu hari lagi, sementara Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu mengatakan Jerman, sebagai "mesin Eropa", memiliki tanggung jawab khusus untuk membantu Ukraina.
Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn mengatakan Rusia dapat memenangkan perang jika orang Eropa "tidak membantu Ukraina dengan apa yang mereka butuhkan sekarang".
Di sisi lain, seorang diplomat UE mengatakan bahwa desakan ini diikuti dengan diskusi di antara para menteri tentang tank tersebut. "Jerman tidak suka didorong, mereka memperingatkan itu bisa menjadi kontraproduktif," kata diplomat itu.
Ketika tiba di pertemuan Brussel, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menolak untuk menguraikan komentar pada hari Minggu ketika dia mengatakan bahwa Berlin tidak akan menghalangi jalan Polandia. Dia hanya mengatakan penting untuk "melakukan semua yang kami bisa untuk mempertahankan Ukraina".
Partai Demokrat Sosial kiri-tengah Kanselir Olaf Scholz berpendapat bahwa Barat harus menghindari gerakan tiba-tiba yang dapat meningkatkan perang.
[Gambas:Video CNBC]
Rusia Beri Peringatan Keras ke NATO, Ancamannya Ngeri
(luc/luc)