
Jadi 'Anak Nakal' Eropa, Negara UE & NATO Ini Tolak Bantuan ke Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Eropa (EC) telah menerbitkan deklarasi bersama yang menyerukan peningkatan aliran bantuan militer ke Ukraina tanpa dukungan bulat dari para pemimpin UE, menyusul pertemuan puncak di Brussels pada Kamis (20/3/2025). Namun, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban menolak menandatangani dokumen puncak pertemuan tersebut.
Aturan EC menyatakan bahwa dokumen tersebut memerlukan dukungan bulat dari semua 27 anggota UE. Pernyataan bersama Kamis diterbitkan sebagai dokumen pendek tiga kalimat, dengan deklarasi panjang yang mendesak lebih banyak bantuan militer ke Kyiv ditambahkan sebagai lampiran, melewati veto Orban. Subjek tersebut akan diangkat lagi pada Jumat.
Orban menjelaskan bahwa ia menentang posisi "properang" blok tersebut dalam konflik Ukraina.
"Kami tidak akan membiarkan posisi Eropa bersama terbentuk yang mencakup Hongaria dan properang," kata pemimpin Hongaria dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tersebut, seperti dikutip RT pada Jumat (21/3/2025).
Awal bulan ini, Orban memveto usulan bantuan militer Uni Eropa senilai 30 miliar euro (Rp537 triliun) untuk Kyiv, dengan alasan bahwa hal itu akan memperpanjang konflik Ukraina.
Mengomentari keputusan tersebut dalam sebuah wawancara dengan media, pemimpin Hongaria itu menegaskan bahwa blok tersebut tidak mampu membiayai Ukraina secara keseluruhan.
Selain mendanai militernya, Uni Eropa harus mendukung semua pemerintahan sipil Ukraina, karena "Ukraina, sebagai sebuah negara, tidak berfungsi," katanya.
Rusia telah berulang kali berpendapat bahwa pasokan persenjataan Barat ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik, sementara pada dasarnya membuat para pendukungnya di Barat ikut terlibat dalam konflik tersebut.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Zelensky Usul Tendang Negara Ini dari NATO, Ukraina Penggantinya
