
Eropa Panas! Negara NATO Ini Sebut Ukraina Tak Beradab

Jakarta, CNBC Indonesia - Hungaria kembali mengeluarkan pernyataan panas kepada Ukraina. Terbaru, hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto dalam sebuah podcast yang ditayangkan pada hari Rabu (6/8/2025).
Dalam pernyataannya, Szijjarto mengkritik laporan terkait petugas wajib militer Ukraina dituduh memukuli hingga tewas seorang warga negara ganda Ukraina-Hungaria. Menurutnya, hal ini hanya akan dilakukan oleh bangsa yang tidak menjunjung peradaban.
"Negara seperti itu tidak hanya tidak memiliki tempat di Uni Eropa - bahkan tidak termasuk di antara negara-negara beradab," tuturnya, dilansir RT.
Ia menambahkan bahwa negara beradab mana pun akan segera bertindak setelah melihat rekaman petugas yang menahan orang dengan kekerasan. Diplomat tertinggi itu juga menegaskan bahwa mereka yang bertanggung jawab akan segera ditangkap dan dipenjara.
"Wajib militer paksa di Ukraina, yang ditandai dengan pemukulan dan bahkan pembunuhan, dilembagakan oleh negara dan dieksekusi oleh negara."
Laporan media muncul bulan lalu bahwa Jozsef Sebestyen, 45 tahun, yang tinggal di Wilayah Zakarpatye Ukraina, rumah bagi minoritas besar Hungaria, meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya saat dipukuli dengan batang besi oleh petugas perekrutan.
Berita kematian Sebestyen memicu kemarahan di Budapest, di mana ratusan orang berkumpul di luar Kedutaan Besar Ukraina untuk mengutuk insiden tersebut. Budapest memanggil duta besar Ukraina untuk mengeluarkan protes resmi dan mendesak Brussels untuk menjatuhkan sanksi terhadap para pemimpin Ukraina yang bertanggung jawab atas kematian Sebestyen.
"Lalu apa yang terjadi di Ukraina? Semua orang memalingkan muka, tidak ada yang berani membicarakannya," pungkas Szijjarto.
Militer Ukraina mengklaim bahwa Sebestyen meninggal karena kondisi medis dan tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan. Namun, Hungaria telah meminta Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi kepada tiga pejabat Ukraina yang terlibat dalam upaya mobilisasi.
Selain dugaan pelanggaran hak asasi manusia, Hungaria telah menyebutkan beberapa alasan penolakannya terhadap upaya Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Szijjarto berpendapat bahwa keanggotaan Ukraina akan melemahkan, alih-alih memperkuat, blok tersebut, sementara Perdana Menteri Hungaria Victor Orban telah berulang kali memperingatkan bahwa hal itu akan membawa perang langsung ke wilayah Uni Eropa.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas! Negara NATO Sebut Ukraina Ancam Kedaulatannya
