
RI Sulit Lepas dari 'Cengkraman' China, Emang Iya?

Hasran menjelaskan perekonomian India tumbuh pesat setelah dihantam pandemi Covid-19. S&P Global dan Morgan Stanley juga memperkirakan India akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia pada 2030, membuntuti dua negara adidaya, yakni Amerika Serikat (AS) dan China.
Ekonomi India sempat tumbuh 13,5% (yoy) pada kuartal I-2022/2023 sebelum melandai ke 6,3% (yoy) pada kuartal II-2022/2023.
"India juga memiliki bonus demografi yang melimpah yang dapat meningkatkan konsumsi dalam negeri. India juga merupakan tujuan ekspor tebesar ke dua bagi Indonesia. Potensi ekspor kita ke India akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan," ujarnya.
Menurut data BPS, India adalah pasar ekspor terbesar keempat pada 2021 setelah China, AS, dan Jepang. Ekspor terbesar Indonesia ke India adalah batu bara, minyak nabati seperti minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, serta produk besi dan baja.
India mengimpor CPO sekitar 8,5 juta ton pada 2021 di mana 45% disuplai dari Indonesia.
"Berdasarkan komoditas-komoditas tersebut, apabila ekpsor ke China melamban, maka pangsa pasar bisa dialihkan ke India, dan begitu juga sebaliknya," tutur Hasran.
Namun, dia mengingatkan ada beberapa komoditas ekspor Indonesia yang hanya unggul di India seperti alkohol, fenol, fenol-alkohol, dan halogenasi daripadanya, karet alam, serta pupuk.
Produk ekspor yang hanya unggul di China dan tidak di India seperti briket, lignit dan gambu, biji aluminium, semen, gas alam, dan produk kertas.
Data BPS menunjukkan China dan India menempat posisi pertama dan kedua untuk ekspor industri kimia dan produk-produk kimia serta pertambangan batu bara dan lignit.
Artinya, ada kesempatan keduanya bisa saling menggantikan.
Kondisi China dan India berbeda dengan AS. Negeri Paman Sam memang menjadi pasar ekspor terbesar kedua bagi Indonesia. Namun, produk yang diekspor ke AS sangat berbeda, yakni alas kaki dan pakaian.
(mae/mae)