Tak Cuma RI, Negara Asia Pasifik Dibuat Susah China!

Badung, CNBC Indonesia - Bank Dunia memandang perlambatan ekonomi China akan berpengaruh besar terhadap beberapa negara di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
Demikianlah disampaikan Lars Christian Moller, Macroeconomic, Trade and Investment Global Practice, East Asia and Pacific, World Bank dalam acara acara Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED), Badung, Bali, Selasa (6/12/2022)
Maller menyampaikan, ekonomi China tumbuh 8,1% pada 2021, lonjakan yang cukup tinggi dibandingkan 2020. Akan tetapi pada 2022 diperkirakan melemah jadi 2,8%.
"Ekonomi Asia Pasifik melambat pada 2022. Perlambatan ekonomi Asia Pasifik didorong oleh China," ungkapnya.
Pada 2022, Asia Pasifik diperkirakan mampu tumbuh 3,2%. Sementara apabila tidak disertakan China dalam kelompok negara tersebut maka pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik bakal tumbuh 5,6%.
Perlambatan ekonomi China dikarenakan kebijakan zero covid yang diberlakukan sejak beberapa waktu terakhir. Beberapa daerah bahkan dikunci sehingga menyebabkan tidak adanya aktivitas ekonomi.
China kini merupakan negara yang mendominasi rantai pasok global. Rendahnya permintaan dari China akan meruntuhkan perekonomian sederet negara yang mengandalkan ekspor sebagai pemacu pertumbuhannya.
Maller mengharapkan negeri tirai bambu tersebut bisa kembali pulih sehingga mendorong perekonomian regional. Bank Dunia memperkirakan pada 2023, ekonomi China sedikit naik menjadi 4,5%.
"Pembalikan ekonomi di China akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Asia Pasifik dan juga global," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Kasus Covid-19 di RI Masih Ngeri, Tapi Negara Ini Juga Parah!
(mij/mij)