Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina International Shipping atau dikenal dengan PIS yang merupakan Subholding Integrated Marine Logistics Pertamina hari ini telah resmi menggandeng salah satu perusahaan kapal dan logistik kelas dunia sebagai mitra strategis perusahaan.
PIS saat ini merupakan operator tanker terbesar di Asia Tenggara dengan mengoperasikan sekitar 750 kapal, dengan pengalaman ekstensif yang melayani market domestik, pasar regional, dan internasional.
Hari ini Kamis (1/12/2022) merupakan hari yang ditunggu-tunggu bangi PIS. Bak dua kapal raksasa Asia bersinergi menjadi satu kesatuan untuk memperkuat bisnis. PIS telah resmi menandatangani kesepakatan final dengan perkapalan logistik asal Jepang yakni Nippon Yusen Kaisha (NYK).
Perjanjian kerja sama ditandatangani langsung oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, CEO NYK Hitoshi Nagasawa, CEO PIS Yoki Firnandi, dan CEO Pertamina Pedeve Indonesia.
Penandatanganan perjanjian kerja sama bisnis ini merupakan kesepakatan akhir dari perjanjian dasar (Basic Agreement) yang telah ditandatangani kedua belah pihak pada acara SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, 18 Oktober 2022 lalu sekaligus menandai masuknya NYK sebagai mitra strategis atau salah satu pemegang saham di PIS.
Proses penjajakan dengan calon mitra strategis ini telah dilakukan sejak Juni 2021 lalu. Bila kesepakatan terjadi di awal Desember 2022, maka artinya dibutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun hingga menemukan mitra strategis PIS.
PIS terus mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan operasi yang aman dan berkelanjutan, menjadi mitra maritim terpercaya dan handal, serta menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingan dalam menjalankan bisnisnya.
Mengenal Nippon Yusen Kaisha (NYK)
Nippon Kabushiki Kaisha atau dikenal dengan NYK Line merupakan sebuah perkapalan asal Jepang yang merupakan anggota dari kairetsu Mitsubishi. Perusahaan ini berkantor pusat di Chiyoda, Tokyo, Jepang.
Memiliki sekitar 800 kapal yang meliputi kapal peti kemas, kapal tanker, kapal pengangkut curah dan serpihan kayu, kapa Ro-Ro, kapal berpendingin, kapal pengangut LNG, serta kapal pesiar.
Armada NYK berkembang pesat untuk merespon perubahan kondisi ekonomi dan memenuhi permintaan pengangkutan penumpang. Sejak 1950-an kapal milik NYK telah berlayar ke seluruh dunia.
Pemilihan NYK sebagai mitra strategis perusahaan salah satunya karena pertimbangan nama besar NYK sebagai perusahaan pengangkutan gas alam cair (LNG) terbesar kedua di dunia alias Top 2 Gas Carrier Owner di dunia.
NYK memiliki keahlian dan pengalaman panjang dalam bidang angkutan LNG, kelebihan NYK ini sejalan dengan kebutuhan PIS untuk mengembangkan lini bisnis baru yang lebih ramah lingkungan.
Dengan demikian, PIS bisa memperluas bisnisnya ke pengangkutan LNG maupun petrokimia, bukan hanya minyak mentah (crude), produk minyak atau Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun Liquefied Petroleum Gas(LPG).
Kerjasama Jadi Sebuah 'Blessing' Bagi PIS
Dengan menggandeng NYK, perusahaan bisa mengekspansi bisnisnya, salah satunya ke bisnis pengangkutan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/ LNG), yang belum pernah disentuh PIS.
Untuk diketahui, selama ini pihak PIS baru bergerak pada pengangkutan minyak mentah (crude), produk seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan amonia.
Dengan kerjasama seperi ini, PIS bisa belajar lebih banyak lagi berbenah ke arah yang lebih baik termasuk transisi energi. Ke depan PIS akan melakukan ekspansi ke bisnis angkutan LNG, chemical, maka sebuah keuntungan berpartner dengan mitra internasional. Apalagi perusahaan Jepang itu standarnya ketat dan hati-hati. Ini peluang untuk upgrade capability.
Kolaborasi ini menjadikan NYK sebagai mitra strategis, dengan potensi kolaborasi bisnis untuk angkutan LNG di rute domestik maupun internasional.
Kesepakatan ini sesuai dengan aspirasi PIS untuk menjadi Asian Leading Integrated Marine Logistics Company. Untuk mendukung aspirasi tersebut, di tahun ini PIS memang ditargetkan bisa menjalin kerja sama dengan mitra reputable untuk membantu pengembangan usaha PIS.
Hal ini juga akan memperluas ekspansi PIS di pasar global sekaligus mengembangkan kapabilitas PIS untuk menjadi perusahaan integrated marine logistics terbesar di Asia.
Pihak NYK menyambut baik kerja sama dengan PIS yang diharapkan bisa mencakup banyak sektor bisnis terkait energi.
Mulai dari kapal VLCC (Very Large Crude Carrier), VLGC (Very Large Gas Carrier), bisnis lepas pantai seperti Floating Storage Regasification Unit (FSRU), energi dan bahan bakar baru dan terbarukan, bahkan hingga pemanfaatan teknologi untuk mengurangi emisi CO2 dan penerapan CCS/CCUS.
Ke depan PIS bisa memperluas pasar di ranah global dan juga mengembangkan kapabilitas PIS untuk menjadi perusahaan integrated marine logistics terbesar di Asia.
Untuk diketahui, saat ini PIS telah memiliki total 750 kapal. Selain kapal milik, PIS juga mengelola time charter dan spot charter yang dapat disewa melalui e-chartering. Kapal-kapal kebanggaan PIS antara lain
Sementara itu, PIS juga mengelola 6 terminal strategis, berdasarkan Akta Pengalihan Saham PT Pertamina (Persero) kepada PT PIS, yaitu Integrated Terminal Tanjung Uban, Terminal BBM Pulau Sambu, Terminal LPG Tanjung Sekong, Terminal BBM Kotabaru, Terminal BBM Baubau, dan Terminal LPG Tuban.
Seperti yang diketahui, Indonesia saat ini terus mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan beberapa penerapan prinsip ekonomi hijau atau dikenal dengan green economy yang sedang diupayakan pemerintah.
Langkah pemerintah Indonesia begitu serius dalam menyikapi transisi energi terutama dalam bidang energi baru terbarukan. Kebijakan dan Peraturan sudah dikeluarkan guna mengiringi transisi energi menjadi salah satu program yang diatur RUEN (PP No 79 tahun 2014).
PT Pertamina International Shipping (PIS) turut mengambil bagian tersebut. PIS menyatakan komitmennya untuk transisi energi demi target net zero emission (NZE) di 2060. Transisi energi memerlukan waktu namun PIS terus berupaya untuk menyiapkan berbagai strategi.
Kapal-kapal yang di operasikan oleh PIS tak lepas dari teknologi kapal jadi, udia kapal yang dijalankan masih ada nilai ekonomisnya. Namun seiring dengan peremajaan kapal dan teknologi baru nantinya kapal yang dioperasikan oleh PIS akan jauh ramah lingkungan dan compile dengan regulasi.
Untuk diketahui, PIS sudah enandatangani komitmen NZE di mana PIS juga sudah menyiapkan roadmap mencapai target NZE pada 2050. Adapun dalam mengejar target NZE tersebut, PIS menggunakan roadmap International Maritime Organization (IMO) yang pada 2050 menargetkan 70% emesis bisa diturunkan. Bahkan target di tahun 2030 bisa mengurangi emisi 30%. Lalu bagaimana caranya?
PIS melihat dalam transisi energi ini terdapat 2 aspek yang sekiranya bisa dilakukan. Pertama, bahan bakar kapalnya, kedua terkait kargo yang diangkut. Dalam waktu dekat PIS tentunya mengusahakan aspek yang pertama terkait bahan bakar.
PIS sebagai perusahaan yang berkomitmen dalam perbaikan lingkungan, dan juga sejalan dengan ekspansi bisnis, turut mendukung penerapan ESG dalam operasional dan bisnis dengan melakukan beberapa program yang disebut "green shipping", program ini berfokus pada aspek pembangunan dan pengelolaan kapal.
Program teknologi kapal ramah lingkungan bertujuan untuk mengurangi gas buang kapal. Kapal yang dimiliki PIS menggunakan bahan bakar low sulfur dan dilengkapi dengan menginstalasi peralatan yang bisa membantu menurunkan serta menghalangi gas buang kapal tersebut.
Teknologi ini sudah diterapkan di dua kapal carrier milik PIS, yakni Pertamina Pride dan Pertamina Prime. Pembangunan kapal-kapal baru milik PIS juga akan menerapkan teknologi kapal-kapal yang eco friendly.
Selain pemanfaatan teknologi, PIS juga menerapkan energi efisiensi dengan mengurangi waktu berlabuh kapal untuk meminimalisasi emisi. Komitmen menurunkan emisi gas buang dijalankan dengan menghitung Energy Efficiency Existing Index (EEXI), yang saat ini sudah dilakukan kajian terhadap 57% kapal milik PIS atau sebanyak 54 kapal dari 95 kapal milik PIS.
PIS juga akan mengucurkan investasi hingga US$ 1,6 miliar untuk mendatangkan kapal-kapal baru yang akan digunakan untuk masuk ke bisnis yang lebih hijau dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Hal ini sebagai antisipasi pada bisnis perkapalan yang lebih ramah lingkungan.
Dengan anggaran tersebut, perseroan setidaknya bakal menambah 69 unit kapal dengan cara akuisisi maupun merakit dari nol. Dengan tambahan itu, maka jumlah armada kapal perseroan akan menjadi 164 unit dari total yang ada saat ini 95 unit.
Strategi Pasca Menggandeng Raksasa Asia
Kerja sama ini mencakup investasi, dan kolaborasi bisnis strategis yang siap menguasai pasar LNG internasional. Penandatanganan ini menandai masuknya NYK sebagai salah satu pemegang saham di PIS.
PIS tentunya akan melebarkan sayapnya seiring dengan kerjasama yang dijalin dengan raksasa Asia yakni NYK. Dalam waktu dekat perusahaan akan mengekspansi bisnisnya, salah satunya ke bisnis pengangkutan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/ LNG).
Ke depan, penggunaan teknologi membantu kapal-kapal PT Pertamina International Shipping (PIS) mengibarkan bendera merah putih di penjuru dunia. Penggunaan teknologi canggih ini dikembangkan oleh armada PIS.
Bersama mitranya, PIS terus belajar menjadi lebih baik lagi. PIS terus melakukan pengembangan dan optimalisasi bisnis dengan penerapan teknologi informasi yakni Digital Fleet Workspace (DIGIFORCE).
Digital Fleet Workspace adalah bagian proses tata kelola kapal yang ada di Direktorat Armada, yang mengutamakan tata kelola kapal yang lebih efisien waktu dan kinerja.
DIGIFORCE merupakan teknologi informasi yang dikembangkan armada PIS dengan mekanisme end-to-end bisnis proses dalam satu dashboard digital. Adapun DIGIFORCE bisa diakses hanya dengan sekali klik.
Sementara itu, dalam dashboard ini terdapat aplikasi, antara lain Enhanced Daily Tanker Position (EDTP) 3.0 yang merupakan program monitoring real time, Smart Ships, V-Coms, dan lainnya.
Dengan adanya digitalisasi ini diharapkan kinerja operasi di PIS, terutama pengelolaan kapal milik dapat tercermin dan termonitor kondisinya secara aktual dan realtime.
Untuk 2023, PIS memiliki target melakukan pengoptimalan dan penyesuaian teknologi digital yang lebih mengakomodasi kebutuhan high level decision. Cara tersebut diharapkan dapat menampilkan kebutuhan data-data operasional terkait kinerja keuangan yang meliputi tarif, revenue, dan opex perusahaan.
Kerja sama strategis dengan mitra kaliber internasional sekelas NYK, diharapkan tidak hanya membawa dampak kenaikan keuntungan finansial dan bisnis, tetapi juga peningkatan kapabilitas awak armada PIS agar semakin gencar berkompetisi di kancah global.
TIM RISET CNBC INDONESIA