CNBC Indonesia Research

Dua Perusahaan Kapal 'Raksasa' Asia Bersatu, Bakal Jadi Apa?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
01 December 2022 19:14
Kapal Pertamina Gas.
Foto: Kapal Pertamina Gas. (Doc PT Pertamina International Shipping (PIS))

Seperti yang diketahui, Indonesia saat ini terus mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan beberapa penerapan prinsip ekonomi hijau atau dikenal dengan green economy yang sedang diupayakan pemerintah.

Langkah pemerintah Indonesia begitu serius dalam menyikapi transisi energi terutama dalam bidang energi baru terbarukan. Kebijakan dan Peraturan sudah dikeluarkan guna mengiringi transisi energi menjadi salah satu program yang diatur RUEN (PP No 79 tahun 2014).

PT Pertamina International Shipping (PIS) turut mengambil bagian tersebut. PIS menyatakan komitmennya untuk transisi energi demi target net zero emission (NZE) di 2060. Transisi energi memerlukan waktu namun PIS terus berupaya untuk menyiapkan berbagai strategi.

Kapal-kapal yang di operasikan oleh PIS tak lepas dari teknologi kapal jadi, udia kapal yang dijalankan masih ada nilai ekonomisnya. Namun seiring dengan peremajaan kapal dan teknologi baru nantinya kapal yang dioperasikan oleh PIS akan jauh ramah lingkungan dan compile dengan regulasi.

Untuk diketahui, PIS sudah enandatangani komitmen NZE di mana PIS juga sudah menyiapkan roadmap mencapai target NZE pada 2050. Adapun dalam mengejar target NZE tersebut, PIS menggunakan roadmap International Maritime Organization (IMO) yang pada 2050 menargetkan 70% emesis bisa diturunkan. Bahkan target di tahun 2030 bisa mengurangi emisi 30%. Lalu bagaimana caranya?

PIS melihat dalam transisi energi ini terdapat 2 aspek yang sekiranya bisa dilakukan. Pertama, bahan bakar kapalnya, kedua terkait kargo yang diangkut. Dalam waktu dekat PIS tentunya mengusahakan aspek yang pertama terkait bahan bakar.

PIS sebagai perusahaan yang berkomitmen dalam perbaikan lingkungan, dan juga sejalan dengan ekspansi bisnis, turut mendukung penerapan ESG dalam operasional dan bisnis dengan melakukan beberapa program yang disebut "green shipping", program ini berfokus pada aspek pembangunan dan pengelolaan kapal. 

Program teknologi kapal ramah lingkungan bertujuan untuk mengurangi gas buang kapal.  Kapal yang dimiliki PIS menggunakan bahan bakar low sulfur dan dilengkapi dengan menginstalasi peralatan yang bisa membantu menurunkan serta menghalangi gas buang kapal tersebut. 

Teknologi ini sudah diterapkan di dua kapal carrier milik PIS, yakni Pertamina Pride dan Pertamina Prime. Pembangunan kapal-kapal baru milik PIS juga akan menerapkan teknologi kapal-kapal yang eco friendly.

Selain pemanfaatan teknologi, PIS juga menerapkan energi efisiensi dengan mengurangi waktu berlabuh kapal untuk meminimalisasi emisi. Komitmen menurunkan emisi gas buang dijalankan dengan menghitung Energy Efficiency Existing Index (EEXI), yang saat ini sudah dilakukan kajian terhadap 57% kapal milik PIS atau sebanyak 54 kapal dari 95 kapal milik PIS. 

PIS juga akan mengucurkan investasi hingga US$ 1,6 miliar untuk mendatangkan kapal-kapal baru yang akan digunakan untuk masuk ke bisnis yang lebih hijau dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Hal ini sebagai antisipasi pada bisnis perkapalan yang lebih ramah lingkungan.

Dengan anggaran tersebut, perseroan setidaknya bakal menambah 69 unit kapal dengan cara akuisisi maupun merakit dari nol. Dengan tambahan itu, maka jumlah armada kapal perseroan akan menjadi 164 unit dari total yang ada saat ini 95 unit.

Strategi Pasca Menggandeng Raksasa Asia

Kerja sama ini mencakup investasi, dan kolaborasi bisnis strategis yang siap menguasai pasar LNG internasional. Penandatanganan ini menandai masuknya NYK sebagai salah satu pemegang saham di PIS.

PIS tentunya akan melebarkan sayapnya seiring dengan kerjasama yang dijalin dengan raksasa Asia yakni NYK. Dalam waktu dekat perusahaan akan mengekspansi bisnisnya, salah satunya ke bisnis pengangkutan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/ LNG).

Ke depan, penggunaan teknologi membantu kapal-kapal PT Pertamina International Shipping (PIS) mengibarkan bendera merah putih di penjuru dunia. Penggunaan teknologi canggih ini dikembangkan oleh armada PIS.

Bersama mitranya, PIS terus belajar menjadi lebih baik lagi. PIS terus melakukan pengembangan dan optimalisasi bisnis dengan penerapan teknologi informasi yakni Digital Fleet Workspace (DIGIFORCE).

Digital Fleet Workspace adalah bagian proses tata kelola kapal yang ada di Direktorat Armada, yang mengutamakan tata kelola kapal yang lebih efisien waktu dan kinerja.

DIGIFORCE merupakan teknologi informasi yang dikembangkan armada PIS dengan mekanisme end-to-end bisnis proses dalam satu dashboard digital. Adapun DIGIFORCE bisa diakses hanya dengan sekali klik.

Sementara itu, dalam dashboard ini terdapat aplikasi, antara lain Enhanced Daily Tanker Position (EDTP) 3.0 yang merupakan program monitoring real time, Smart Ships, V-Coms, dan lainnya.

Dengan adanya digitalisasi ini diharapkan kinerja operasi di PIS, terutama pengelolaan kapal milik dapat tercermin dan termonitor kondisinya secara aktual dan realtime.

Untuk 2023, PIS memiliki target melakukan pengoptimalan dan penyesuaian teknologi digital yang lebih mengakomodasi kebutuhan high level decision. Cara tersebut diharapkan dapat menampilkan kebutuhan data-data operasional terkait kinerja keuangan yang meliputi tarif, revenue, dan opex perusahaan.

Kerja sama strategis dengan mitra kaliber internasional sekelas NYK, diharapkan tidak hanya membawa dampak kenaikan keuntungan finansial dan bisnis, tetapi juga peningkatan kapabilitas awak armada PIS agar semakin gencar berkompetisi di kancah global.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular