CNBC Indonesia Research

Badai PHK Sudah Terjadi Meski Belum Resesi! 2023 Bakal Ngeri?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
18 November 2022 17:30
Ilustrasi PHK (Freepik)
Foto: Ilustrasi PHK (Freepik)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara gamblang mengungkapkan kekhawatirannya terkait kondisi perekonomian tahun 2023 yang akan lebih suram. 

Tekanan ekonomi disebut-sebut telah menyebabkan permintaan di pasar ekspor anjlok parah. Akibatnya, stok di pabrik dalam negeri menumpuk, menyebabkan pengurangan produksi, hingga berujung pemutusan hubungan kerja (PHK) puluhan ribu buruh.

Dalam catatan CNBC Indonesia, sepanjang tahun 2022, sejumlah rangkaian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan diambil oleh startup dan emiten teknologi. PHK adalah suatu konsekuensi yang dialami oleh perusahaan-perusahaan teknologi yang disibukkan dengan proyek-proyek baru ketika pertumbuhan ekonomi melambat.

Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang memutuskan PHK karyawan turut menambah panjang daftar startup dan perusahaan teknologi yang melakukan PHK karyawan di Indonesia.

1. Xendit 

Startup fintech Xendit memutus hubungan kerja (PHK) terhadap 5 persen karyawannya di Indonesia dan Filipina.

Keputusan PHK ini diambil karena situasi makroekonomi yang tidak menentu saat ini, sehingga memaksa perusahaan untuk mengubah struktur dan sumber daya tim.

"Melakukan rightsizing tim adalah sebuah keputusan yang sangat sulit namun tetap harus diambil untuk optimalisasi posisi kami di jangka pendek maupun jangka panjang untuk perkembangan," kata Chief Operating Officer Xendit Tessa Wijaya, dalam keterangan tertulis kepada CNBC Indonesia.

2. Carsome

Carsome mengonfirmasi rumor melakukan pengurangan karyawan. Platform e-commerce mobil bekasi itu mengindikasikan sedang melalui "optimasi tenaga kerja" dan tim eksekutifnya tidak ambil gaji selama sisa tahun 2022.

Startup pertama Malaysia yang berhasil menjadi unicorn itu mengatakan akan berfokus pada peningkatan produktivitas di seluruh bisnis. Caranya dengan menyelaraskan sumber daya dengan kontribusi ke bottom line, serta membuat manajemen kinerja yang lebih ketat.

3. Shopee

Hanya dalam waktu enam bulan, Sea Ltd, induk Shopee dan Garena, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 7.000 pegawainya. Jumlah tersebut merupakan 10% dari tenaga kerjanya.

Ini berasal ada laporan Information berdasarkan dua orang yang mengetahui masalah tersebut. Sea tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar dari Reuters, dikutip dari Channel News Asia.

Sepanjang tahun ini, Sea memang dikabarkan merumahkan pegawainya serta menutup beberapa kantor di sejumlah negara.

Salah satunya pada September lalu, Bloomberg melaporkan Sea memberhentikan 3% karyawan unit e-commerce Shopee Indonesia. Awal bulan September, Reuters juga melaporkan Shopee keluar dari Argentina serta menutup operasi lokal di Chile, Kolombia dan Meksiko.

Pada Maret 2022, kantor India dan Perancis juga ditutup. Bulan Juni dilaporkan Shopee merumahkan pekerja di seluruh divisi e-commerce dan pengiriman makanan di wilayah Asia Tenggara dan Amerika Latin.

Sementara itu Reuters menyatakan unit game Garena juga akan memberhentikan ratusan stafnya yang berada di Shanghai.

Pada Senin (14/11/2022), Shopee juga dilaporkan melakukan PHK gelombang ketiga berdasarkan laporan media dan unggahan media sosial pegawai yang terdampak. Karyawan yang dirumahkan pada gelombang ini sebagian besar dari divisi sumber daya manusia (SDM) dan pembelajaran dengan pengembangan.

Langkah berbeda diambil Shopee untuk PHK kali ini. Straits Times melaporkan sekarang perusahaan melakukannya dengan senyap tanpa diketahui banyak orang.

PHK yang dilakukan SEA terjadi saat raksasa teknologi dunia lain juga melakukan hal serupa. 

3. Tokocrypto

Startup kripto ini memberhentikan 20% dari jumlah karyawannya 227 karyawan. PHK itu dilakukan karena mempertimbangkan perubahan fokus bisnis perusahaan.

"Langkah internal yang diambil adalah mentransfer beberapa karyawan kepada bisnis unit yang telah menjadi entitas berbeda yaitu T-Hub dan TokoMall, penyesuaian jumlah karyawan sekitar 20% dari 227 karyawan dengan pertimbangan perubahan fokus bisnis," kata Rieka dalam keterangan tertulis.

4. Lummo

Startup penyedia solusi layanan perangkat lunak business-to-consumer (B2C) Lummo yang sebelumnya dikenal sebagai BukuKas melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan di Jakarta dan Bengaluru, India.

Lummo dikabarkan telah melakukan PHK terhadap sekitar 100-120 karyawan yang sebagian besar berada di tim teknis, desain, dan produk.

5. Twitter

Sejak akuisisi Twitter dirampungkan Elon Musk, setidaknya 3.700 pekerja alias setengah pekerja di perusahaan tersebut terkena PHK.

Musk berdalih PHK tersebut adalah upaya meningkatkan laba perusahaan setelah mengambil pembiayaan utang yang signifikan untuk mendanai akuisisinya senilai US$44 miliar.

6. Meta

Raksasa teknologi Meta yang merupakan induk Facebook juga merumahkan 11 ribu karyawan atau 13% dari total karyawannya. PHK massal ini diambil di tengah lonjakan biaya dan pelemahan pasar iklan. PHK massal ini sekaligus menjadi yang terbesar dalam sejarah perusahaan besutan Mark Zuckerberg.

Pada Akhirnya, GOTO Ikut Terdampak

Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan untuk memutuskan mengambil keputusan sulit untuk melakukan perampingan karyawan sebanyak 1.300 orang atau sekitar 12% dari total karyawan tetap.

CEO Grup GoTo Andre Soelistyo menegaskan, keputusan ini tidak mempengaruhi layanan GoTo kepada konsumen serta komitmen perusahaan terhadap mitra pengemudi, merchants dan sellers.

Menurutnya, keputusan berat tersebut terpaksa dilakukan oleh manajemen, lantaran tantangan makro ekonomi global juga berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia.

Sehingga, perusahaan harus mengakselerasi upaya untuk menjadi bisnis yang secara finansial mampu mandiri dan tumbuh secara sustainable dalam jangka panjang. Hal ini dilakukan antara lain dengan memfokuskan diri pada layanan inti, yaitu on-demand, e-commerce dan financial technology.

Untuk lebih jauh bernavigasi di tengah kondisi ekonomi global yang semakin penuh tantangan, GoTo harus fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali perusahaan. Hal ini termasuk mengambil keputusan sulit.

Manajemen menegaskan, keputusan sulit ini tidak dapat dihindari supaya perusahaan lebih cekatan dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan sehingga terus memberikan dampak positif bagi jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aum/aum)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular