Seramnya Lonceng Kematian, Ribuan Pekerja Kena PHK Massal

Damiana Cut Emeria & Ferry Sandi, CNBC Indonesia
03 November 2022 08:20
Pabrik Sepatu
Foto: Pembuatan Sepatu. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengungkapkan, industri alas kaki di Tanah Air sejak Juli 2022 terus mengalami penurunan order ekspor.

Menyusul tekanan ekonomi akibat lonjakan inflasi di negara-negara tujuan ekspor, seperti Amerika Serikat (AS) dan negara Uni Eropa (UE). Yang mendorong konsumen lebih mengutamakan belanja energi maupun bahan makanan.

Padahal, imbuh dia, meski ada pandemi Covid-19, industri alas kaki nasional masih bisa cetak pertumbuhan ekspor. Tahun 2020, katanya, nilai ekspor masih tumbuh 8,9%, lalu tahun 2021 bahkan melonjak 32,5%. Dan, tahun 2022, per Agustus masih tumbuh 36%.

"Akibatnya, stok masih banyak dan mereka belum bisa terima barang dari kita. Kondisi ini sudah dialami beberapa pabrik alas kaki sejak awal semester-II, bulan Juli 2022. Cuma memang belum terpantau pemerintah karena data BPS masih menunjukkan ekspor alas kaki sampai Agustus 2022 itu tumbuh 36%," kata Firman kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (3/11/2022).

Karena data yang masih menunjukkan pertumbuhan per Agustus 2022 tinggi, lanjut dia, PHK di industri alas kaki tidak kelihatan.

"Sebenarnya kami sudah melaporkan ini, baru-baru kemudian jadi ramai (publikasi laporan PHK)," katanya.

"Ada yang tadinya masih kerja normal, mulai November-Desember nanti sudah mulai kehabisan order. Dan, belum ada masuk lagi," tambah dia.

Dia mengaku tidak bisa memprediksi sampai kapan dan besar dampak yang ditimbulkan ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi di sejumlah negara tujuan ekspor.

"Kami mengkhawatirkan order akan terus turun 50% sampai semester pertama tahun depan. Kita nggak bisa tahu apakah kondisi ini akan berakhir di akhir tahun 2022 ini," kata dia.

"Tanpa dukungan pemerintah, PHK mungkin akan semakin massif mulai akhir tahun ini sampai tahun depan. Data yang kami rekap, sudah ada 22.500-an buruh pabrik alas kaki yang sudah di-PHK," kata Firman.

Firman menjelaskan, PHK tersebut mulai dari awalnya merumahkan karyawan, tidak memperpanjang kontrak buruh, hingga tak lagi bekerja.

"Intinya mereka sudah tak terima gaji lagi. Ada yang tadinya kontrak nggak diperpanjang. Di industri kami sebagian besar sifatnya PHK," kata Firman.

(dce/dce)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular