
Menteri Jokowi Janjikan Keringanan Utang, Pengusaha Minta Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana memberlakukan relaksasi kredit untuk sejumlah sektor usaha, termasuk industri padat karya.
Langkah itu merespons gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor padat karya. Di mana, pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT) hingga garmen dan alas kaki di dalam negeri melaporkan, PHK termasuk tidak melanjutkan kontrak, sudah menelan korban puluhan ribu buruh.
"Pemerintah sudah tahu kondisi saat ini nggak sehat, dunianya juga. Akibatnya inflasi, suku bunga naik. Lama-lama likuiditas kita tersedot, ekonomi slow down. Dan, kita pun harus siap-siap pasar akan mengecil," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Perindustrian Bobby Gafur Umar kepada CNBC Indonesia, dikutip (10/11/2022).
"Pemerintah selama 2 tahun kemarin sudah bagus, dengan kebijakan OJK untuk restrukturisasi kredit. Ini sangat berdampak. Tapi, akan segera berakhir di Maret 2023. Kami mengusulkan kebijakan itu diperpanjang setahun lagi, jadi sampai Maret 2024," tambahnya.
Dengan relaksasi itu, kata dia, akan sangat meringankan perusahaan yang mengalami penurunan order sementara tetap harus membayar sejumlah beban.
"Jadi, perusahaan dikasih napas dulu setahun lagi," kata Bobby.
Selain itu, dia meminta pemerintah fokus membantu sektor UMKM.
"Kekuatan ekonomi Indonesia itu 90% ditopang UMKM," katanya.
"Tapi sektor ini memiliki 3 kelemahan, yaitu pasar, standar kualitas, dan pembiayaan. Kalau bisa menaikkan kelas mereka itu dengan menjaga daya beli konsumen domestik, akan bagus. Karena, kalau nggak ada yang kerja, nggak ada daya beli, nganggur, bahaya," pungkas Bobby.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku sedang berkoordinasi dengan otoritas jasa keuangan (OJK) agar situasi bisa diredam. Salah satunya dengan memberikan relaksasi kredit.
"Pemerintah bersama OJK sedang review beberapa sektor, termasuk industri padat karya, agar masih punya resiliensi dengan persyaratan resiliensi dari relaksasi kredit yang dipersiapkan, perusahaan-perusahaan itu untuk tidak PHK," kata Airlangga saat konferensi pers tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia, Senin (7/11/2022).
"Beberapa perusahaan di level tertentu atau segmen tertentu, padat karya mendapatkan tambahan permintaan. Saya sepakat harus melihat sektor per sektor secara detail," tegas Airlangga.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mulai Ada Riak PHK Massal, Pekerja di RI Bisa Deg-Degan
