Internasional

'Kiamat' Baru Serang Tetangga RI, Warganya Bisa Kelaparan

News - Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
29 October 2022 09:15
Kasus infeksi Covid-19 di Australia kembali melonjak, dengan ratusan ribu orang dilaporkan terinfeksi virus tersebut tiap minggunya. Otoritas kini telah meminta pengusaha untuk mengizinkan para pekerja kembali bekerja dari rumah (WFH) dan menggunakan masker untuk menekan angka penularan. (Getty Images/Lisa Maree Williams) Foto: Kasus infeksi Covid-19 di Australia kembali melonjak, dengan ratusan ribu orang dilaporkan terinfeksi virus tersebut tiap minggunya. Otoritas kini telah meminta pengusaha untuk mengizinkan para pekerja kembali bekerja dari rumah (WFH) dan menggunakan masker untuk menekan angka penularan. (Getty Images/Lisa Maree Williams)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis pangan sedang menghantui Australia. Bagaimana tidak, ratusan ribu warga di negara itu diprediksi akan sulit mendapatkan bahan makanan.

Australia sendiri masuk dalam daftar negara yang kemungkinan besar akan mengalami krisis pangan akibat melonjaknya inflasi dan bencana alam.

Laporan Kelaparan tahunan yang dirilis lembaga amal Foodbank pekan lalu menyimpulkan bahwa ada 500.000 rumah tangga rawan pangan. Ini juga menggambarkan ketidakpastian tentang mendapatkan makanan dan nutrisi yang cukup.

Kepala eksekutif Foodbank, Brianna Casey, mengatakan situasinya merupakan yang terburuk selama 6 tahun bekerja di lembaga itu. Ia pun menyerukan peningkatan pembayaran dukungan pendapatan dan dukungan tambahan untuk sektor masyarakat.

"Saya belum pernah melihat sesuatu seperti yang kita lihat sekarang. Ini akan mengejutkan banyak orang bahwa kita melihat tingkat kerawanan pangan yang lebih buruk daripada puncak pandemi ... Orang-orang telah keluar dari pandemi dalam banyak kasus dalam posisi yang lebih rentan daripada saat mereka masuk," ujarnya.

Australia saat ini tengah berjuang melawan rekor biaya hidup yang tinggi. Inflasi tahunan pada Agustus melonjak menjadi 6,8% dari hanya di bawah 2% sebelum pandemi. Saat pandemi, inflasi makanan juga lebih rendah, sekitar 1,3%

Foodbank sendiri menjelaskan bahwa di antara mereka yang mengalami kerawanan pangan, 64% menyebutkan ini akibat dari kenaikan atau biaya hidup yang tinggi dan 42% menunjuk pada 'penghasilan rendah atau tunjangan pemerintah yang berkurang' sebagai penyebab utama.

Akibat inflasi, keterangan Biro Statistik Australia menyebutkan harga buah dan sayuran naik 18,6% pada Agustus dibandingkan tahun lalu. Harga makanan dan minuman nonalkohol juga meningkat menjadi 9,3% dalam 12 bulan hingga Agustus 2022.

Sementara itu, banjir di Pantai Timur Australia antara Maret dan Juli menambah gangguan pangan di negara itu. Pasalnya, bencana ini menghancurkan tanaman dan mendorong lonjakan harga makanan di Australia.

Temuan Foodbank ini juga didasarkan pada survei perwakilan nasional yang dilakukan pada Juli lalu tentang kerawanan pangan di Australia. Hasilnya juga menyebutkan krisis kali ini lebih parah daripada penelitian sebelumnya.

 

"Laporan itu mengatakan 21% orang Australia, atau lebih dari 2 juta orang,telah mengalami kerawanan pangan yang parah dalam 12 bulan terakhir. Itu naik dari 17% pada laporan 2021," sebagaimana ditulis oleh Guardian.

Saat ini, warga Australia setidaknya harus mencari bantuan dari badan amal setempat untuk mendapatkan pasokan makanan.

Setidaknya mereka juga harus mengeluarkan 100 dolar Australia (Rp 966 ribu) hingga 150 dolar Australia (Rp 1,45 juta) hanya untuk membeli beberapa tas belanjaan di supermarket Woolies.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

'Kiamat' Baru Serang Tetangga RI, Warga Terancam Kelaparan


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading