Internasional

Krisis Inggris Makin Ngeri, Inflasi Tinggi Picu 'Wabah' Baru

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
28 October 2022 15:50
Pembeli menge chek harga makanan di toserba Inggris
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis Inggris telah mengganggu pola makan sehat yang dilakukan oleh warga. Pasalnya, harga makanan-makanan sehat dan bergizi tinggi berada di harga yang cukup mahal.

Salah satunya adalah warga bernama Joanne Farrer. Kepada Reuters, saat ini ia mengaku memberi keluarganya makanan seperti nugget ayam dan kentang goreng atau terkadang hanya sosis dan kentang tumbuk. Padahal, menu makan malam biasa sebelumnya adalah daging sapi panggang dan semur.

Ia mengatakan hal ini perlu dilakukan untuk mengakomodasi pembayaran sewa dan energi yang melambung tinggi.

"Sepertinya tidak ada cahaya di ujung lorong. Menurutmu, ini akan berakhir? Tapi ternyata tidak," ujarnya dikutip Jumat, (28/10/2022).

Menurut catatan indeks harga konsumen (IHK) resmi Inggris, ketika harga bahan makanan naik secara keseluruhan, biaya makanan segar sebagian besar telah melampaui produk olahan dan kemasan.

Harga sayuran segar naik sekitar 14% pada September dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Sementara daging sapi segar juga melonjak 14%, ikan 15%, unggas 17%, telur 22% dan susu rendah lemak 42%.

Sementara itu, daging yang diasinkan atau diasap seperti bacon naik lebih lambat masing-masing sekitar 12%, pizza kemasan naik hampir 10%, camilan manis seperti permen karet naik 6%, dan coklat naik lebih dari 3%.

Data eksklusif dari NielsenIQ juga menyebut kebiasaan belanja pun berubah. Volume penjualan sayuran segar turun lebih dari 6% dan daging segar merosot 7% di bulan Agustus. Di sisi lain, penjualan makanan ringan dan permen naik hampir 4%.

"Ada banyak bukti bahwa pola makan buruk yang kurang buah dan sayuran memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan," kata Shona Goudie, manajer penelitian kebijakan di Food Foundation, sebuah badan amal Inggris yang mempromosikan pangan sehat.

"Kita juga tahu bahwa makanan olahan yang murah adalah yang paling mungkin menyebabkan obesitas."

Produk makanan kemasan sering kali mengandung kadar garam, lemak, dan gula yang tidak sehat ditambah zat penambah rasa dan bahan kimia pengawet untuk memberikan masa simpan lebih lama. Ini seringkali dikaitkan dengan risiko tinggi obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan jenis kanker tertentu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Inggris sudah berada di dekat garis depan 'epidemi obesitas' di seluruh Eropa, di mana hampir 60% orang dewasa kelebihan berat badan atau obesitas.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PM Mundur Minggir Dulu, Ini Potret Inflasi Tinggi di Inggris

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular