Internasional

'Kiamat' Baru Serang Tetangga RI, Warga Terancam Kelaparan

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
17 October 2022 15:20
Kasus infeksi Covid-19 di Australia kembali melonjak, dengan ratusan ribu orang dilaporkan terinfeksi virus tersebut tiap minggunya. Otoritas kini telah meminta pengusaha untuk mengizinkan para pekerja kembali bekerja dari rumah (WFH) dan menggunakan masker untuk menekan angka penularan. (Getty Images/Lisa Maree Williams) Foto: Kasus infeksi Covid-19 di Australia kembali melonjak, dengan ratusan ribu orang dilaporkan terinfeksi virus tersebut tiap minggunya. Otoritas kini telah meminta pengusaha untuk mengizinkan para pekerja kembali bekerja dari rumah (WFH) dan menggunakan masker untuk menekan angka penularan. (Getty Images/Lisa Maree Williams)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis pangan mulai menjalar ke Australia. Bahkan, ratusan ribu warga di negara itu diprediksi akan sulit mendapatkan bahan makanan.

Laporan Kelaparan tahunan lembaga amal Foodbank pada Senin (17/10/2022) menyimpulkan ada 500.000 rumah tangga rawan pangan. Ini juga menggambarkan ketidakpastian tentang mendapatkan makanan dan nutrisi yang cukup.

Kepala eksekutif Foodbank, Brianna Casey, mengatakan situasinya merupakan yang terburuk selama 6 tahun bekerja di lembaga itu. Ia pun menyerukan peningkatan pembayaran dukungan pendapatan dan dukungan tambahan untuk sektor masyarakat.

"Saya belum pernah melihat sesuatu seperti yang kita lihat sekarang. Ini akan mengejutkan banyak orang bahwa kita melihat tingkat kerawanan pangan yang lebih buruk daripada puncak pandemi ... Orang-orang telah keluar dari pandemi dalam banyak kasus dalam posisi yang lebih rentan daripada saat mereka masuk," paparnya dikutip media Inggris, The Guardian.

Seperti banyak negara, Australia sedang berjuang melawan rekor biaya hidup yang tinggi. Inflasi tahunan pada bulan Agustus melonjak menjadi 6,8% dari hanya di bawah 2% sebelum pandemi. Saat pandemi, inflasi makanan juga lebih rendah, sekitar 1,3%

Foodbank sendiri menjelaskan bahwa di antara mereka yang mengalami kerawanan pangan, 64% menyebutkan ini akibat dari kenaikan atau biaya hidup yang tinggi dan 42% menunjuk pada 'penghasilan rendah atau tunjangan pemerintah yang berkurang' sebagai penyebab utama.

Keterangan Biro Statistik Australia menyebutkan bahwa harga buah dan sayuran naik 18,6% pada Agustus dibandingkan tahun lalu. Harga makanan dan minuman nonalkohol juga meningkat menjadi 9,3% dalam 12 bulan hingga Agustus 2022.

Banjir di Pantai Timur Australia antara Maret dan Juli menambah gangguan pangan di negara itu. Pasalnya, bencana ini menghancurkan tanaman dan mendorong lonjakan harga makanan di Australia.

Temuan Foodbank ini juga didasarkan pada survei perwakilan nasional yang dilakukan pada bulan Juli lalu tentang kerawanan pangan di Australia. Hasilnya juga menyebutkan krisis kali ini lebih parah daripada penelitian sebelumnya.

"Laporan itu mengatakan 21% orang Australia, atau lebih dari 2 juta orang,telah mengalami kerawanan pangan yang parah dalam 12 bulan terakhir. Itu naik dari 17% pada laporan 2021."

Salah satu yang mengeluhkan kenaikan harga ini adalah Jane, seorang ibu tunggal berusia 27 tahun yang tinggal di sebuah persewaan pribadi di New South Wales.

Jane menerima pembayaran single parent sembari bekerja sambilan dan belajar menjadi guru. Jane mengatakan ia terpaksa mencari bantuan dari badan amal setempat selama berminggu-minggu praktik tidak dibayar untuk gelar universitasnya. Tanpa bantuan itu Jane mengatakan ia akan 'hidup dari roti panggang dan mie instan'.

"Satu perjalanan ke Woolies (supermarket) untuk membeli beberapa tas belanjaan sekarang menjadi 100 dolar Australia (Rp 966 ribu) hingga 150 dolar Australia (Rp 1,45 juta). Biaya hidup meningkat sedemikian rupa sehingga saya harus lebih bergantung pada organisasi-organisasi itu," jelasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

"Kiamat" Baru Ancam Australia, Ini Kronologinya


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading