
Doyan Gorengan-Mi Instan, Orang RI Tinggalkan Beras, Beneran?

Konsumsi Olahan Tepung Beras
Selain konsumsi olahan gandum, pada kenyataannya masyarakat wilayah Jabodetabek juga doyan mengonsumsi olahan tepung beras. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden mengonsumsi olahan tepung beras sebagai komplementer makanan pokok yakni dengan persentase 86,11%.
Jika secara rinci, data BPS menunjukkan, konsumsi tepung beras per kapita per September tahun 2015-2019 ercatat 0,16 kg, 0,17 kg, 0,20 kg, 0,21 kg, dan 0,20 kg.
Artinya, profil konsumsi bahan pokok Indonesia tak hanya beras maupun olahan gandum. Tapi ada olahan tepung terigu lainnya, seperti kue-kuan dan gorengan.
1. Jenis Raga Kue Olahan Tepung Beras
Konsumsi ragam kue olahan tepung beras marak dikonsumsi masyarakat di wilayah Jabodetabek. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden mengonsumsi kue-kue kurang dari 3 buah per hari yakni dengan persentase 80,56%, sementara itu 5,56% responden dengan rata-rata konsumsi 3-6 buah per hari, 5,56% dengan rata-rata konsumsi tidak rutin dan tidak menentu, 8,33% sisanya tidak mengonsumsi kue-kuean.
Diketahui, memang konsumsi kue-kuean ini dapat menganjal rasa lapar. Dengan intensitas kesibukan warga Jabodetabek, kue-kuean sengaja menjadi pilihan untuk komplementer beras. Dengan catatan, sebagai sarapan atau sebagai makanan saat tak sempat membeli nasi karena kue-kuean juga menjadi salah satu makanan yang mudah ditemui.
Kendati demikian, masih ada beberapa responden yang sama sekali tak mengonsumsi aneka kue. Sebab, saat ini aneka kue dinilai terlalu banyak kandungan gula meraka lebih memilih untuk memakan olahan gandum yang lebih sehat ketimbang kue yang kian lama bisa memunculkan penyakit baru.
2. Jenis Gorengan
Begitu pula untuk jenis gorengan. Sudah tak diragukan lagi, gorengan merupakan makanan lezat dan begitu mudah ditemui dimana-mana. Berdasarkan hasil penelitian, konsumsi gorengan masih cenderung tinggi, namun dibalik konsumsi yang tinggi mayoritas responden sudah sadar akan bahaya terhadap kesehatan.
Hal ini dibuktikan dengan rata-rata konsumsi gorengan kurang dari 3 buah per hari dengan persentase 68,06%, sementara 15,5% masih mengonsumsi 3 hingga 6 buah per hari, dan ada juga rata-rata konsumsinya lebih dari 10 buah sebesar 2,78%.
Gorengan mengandung kalori yang sangat tinggi sehingga memicu kenaikan gula darah. Jika pola makan tidak beraturan, sering mengonsumsi gorengan, maka kamu wajib hati-hati karena diabetes bisa saja menghampiri. Hal ini yang menjadikan alasan responden untuk tidak mengonsumsi gorengan atau mengonsumsi kurang dari 3 buah per hari.
(aum/aum)