Internasional

Prospek Ekonomi Inggris Beneran Suram, Resesi Menunggu Waktu?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
13 October 2022 14:25
The Union Jack flag flies above the Houses of Parliament from the Victoria Tower in London, Thursday, Sept. 12, 2019. The British government insisted Thursday that its forecast of food and medicine shortages, gridlock at ports and riots in the streets after a no-deal Brexit is an avoidable worst-case scenario. (AP Photo/Alastair Grant)
Foto: Inggris (AP Photo/Alastair Grant)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis ekonomi yang terjadi di Inggris di tengah ancaman resesi global telah membawa dampak yang besar bagi penggerak perniagaan di negara itu. Hal ini karena sentimen yang terus memburuk dan melemahnya daya beli.

Sebuah survei oleh badan bisnis CBI dan PwC mengatakan Inggris perlu memulihkan stabilitas keuangannya untuk membantu mengembalikan sentimen positif di sektor keuangan. Bahkan, pelemahan sentimen kali ini merupakan yang terburuk dalam tiga tahun terakhir.

"Sementara aktivitas di sektor keuangan terlihat dalam posisi yang baik, dengan profitabilitas dan pertumbuhan volume tetap kuat, penurunan sentimen yang cepat dan niat investasi yang lesu menggambarkan kondisi yang menantang yang dihadapi perusahaan," papar Kepala Ekonom CBI, Rain Newton-Smith, dikutip Reuters, Kamis (13/10/2022).

Sentimen ini sendiri diperparah oleh rencana Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng untuk pemotongan pajak dan peningkatan besar dalam pinjaman. Ini telah mendorong kekacauan di pasar obligasi yang membuat mata uang poundsterling melemah.

"Volatilitas pasar baru-baru ini yang berasal dari Anggaran 'mini' Pemerintah - di samping perkembangan global lainnya - menggarisbawahi kebutuhan yang jelas untuk memulihkan stabilitas makro dan meningkatkan kepercayaan bisnis," kata Newton-Smith.

Selain sentimen yang buruk di pasar keuangan, laju harga properti di negara itu pun ikut melemah. Ini disebabkan oleh kenaikan suku bunga yang membuat biaya pelunasan properti meningkat.

Dalam pembaruan terbaru, bank sentral Inggris atau Bank of England (BoE) telah menaikkan biaya pinjaman dari 0,1% pada Desember 2021 menjadi 2,25% saat ini.

Menurut neraca harga rumah dari Royal Institution of Chartered Surveyors (RICS), terjadi penurunan tajam dalam pembelian properti pada bulan Agustus dan September 2022.

"Permintaan oleh pembeli baru turun untuk bulan kelima berturut-turut dan ekspektasi untuk tahun depan menunjukkan sedikit penurunan harga," menurut survei bulanan RCIS.

"Meskipun keseimbangan harga utama tetap di wilayah positif untuk saat ini, awan badai terlihat dalam penurunan ekspektasi jangka pendek untuk harga dan penjualan," tambah keterangan kepala ekonom RICS Simon Rubinsohn.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Inggris Makin Ngeri, di Data Ini Resesi Setahun Penuh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular