Krisis Surat Utang Mengancam Inggris, Siap-Siap Semua!

Muhammad Maruf, CNBC Indonesia
13 October 2022 06:55
Inflasi Membumbung Tinggi, Inggris Krisis Ekonomi
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis mengancam pasar utang atau obligasi di Inggris setelah bank sentralnya, Bank of England (BoE) akan menghentikan program pembelian obligasi di pasar pada Jumat besok.

Imbal hasil atau yield obligasi tenor 30 tahun milik pemerintah Inggris atau gilts naik ke ke level 4,798%, naik hampir 100 basis poin sejak awal bulan.

Adapun yield gilt 10 tahun merangsek ke level 4,441%, mendekati level krisis keuangan global 2008. Arah gerak yield berlaku kebalikan dengan harga.

Gubernur BoE Andrew Bailey pada Selasa malam (11/11/2022) mengatakan, dia memberi waktu tiga hari ke depan (sampai Jumat) kepada dana pensiun Inggris dan investor yang terpukul oleh bearsih pasar obligasi untuk memperbaiki masalahnya, sebelum bank sentral mencabut dukungan di pasar.

BoE menyiapakan dana sampai dengan 65 miliar poundsterling sejak akhir bulan lalu sebagai dana darurat pembelian gilts, meski baru terpakai 10 miliar poundsterling.

Pembelian dilakukan setelah panik jual melanda pasar akibat sentimen negatif terhadap program stimulus yang baru dari pemerintah Inggris.

Kapitalisasi pasar gilts seukuran nyaris dengan total utang pemerintah Inggris, sebesar lebih dari 2 triliun poundsterling, atau sekitar 34 ribu triliun dalam mata uang rupiah (Rp 17.015/GBP).

Kepemilikan dana pensiun mencapai sekitar 1 triliun poundsterling, sehingga rencana tersebut semakin mendorong mereka melepas gilt di pasar.

Secara umum, perekonomian Inggris memang sedang dalam tekanan. Laju ekonomi mereka menyusut pada Agustus 2022 lalu, berkontraksi alias negatif 0,3%.

Ini terungkap dalam pernyataan resmi yang diriliş Biro Statistik Nasional (ONS) Rabu (12/10/2022). Ekonomi menyusut setelah sebelumnya mencapai 0,1% pada Juli.

Sejumlah analis menilai ekonomi Inggris kini sudah memasuki resesi teknis. Data ONS terbaru menunjukkan hal itu.

"Tekanan berkelanjutan pada keuangan rumah tangga terus membebani pertumbuhan, dan kemungkinan telah menyebabkan ekonomi Inggris memasuki resesi teknis dari kuartal ketiga tahun ini," kata kepala ekonom di KPMG UK, Yael Selfin, dikutip Reuters.

Inggris juga sedang menghadapi ancaman inflasi tinggi, dengan catatan inflasi 9,9% pada Agustus, rekor tertinggi selama 40 tahun terakhir akibat meroketnya biaya energi.

Sebelumnya, dalam rilis kemarin, Dana Moneter International (IMF) memperkirakan ekonomi Inggris akan tumbuh 3,6% tahun ini. Namun terjun ke 0,3% tahun depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mum/mum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis! Bikin Inggris Meringis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular