
Patahkan Ekspektasi Analis, China Pangkas Suku Bunga Pinjaman

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral China secara tak terduga memangkas suku bunga utama untuk kedua kalinya tahun ini dan menarik sejumlah uang tunai dari sistem perbankan pada Senin (15/8/2022). Hal itu dilakukan untuk menghidupkan lagi permintaan kredit guna menopang ekonomi yang belum pulih sepenuhnya dari pandemi Covid-19.
People's Bank of China (PBOC) mengatakan pihaknya menurunkan suku bunga pinjaman fasilitas pinjaman jangka menengah (medium-term lending facility/MLF) satu tahun senilai 400 miliar yuan (US$ 59,33 miliar) untuk beberapa lembaga keuangan sebesar 10 basis poin (bps) dari 2,85% menjadi 2,75%.
Dalam jajak pendapat terhadap 32 pengamat pasar minggu lalu, semua responden memperkirakan tingkat MLF akan tetap.
"Pemotongan suku bunga mengejutkan kami," kata Xing Zhaopeng, ahli strategi senior China di ANZ, dikutip dari Reuters.
"Ini pasti menjadi respons terhadap data kredit yang lemah pada hari Jumat. Pemerintah tetap berhati-hati tentang pertumbuhan dan tidak akan melepaskannya."
Adapun tingkat kredit di China terus melambat dan jauh dari yang diharapkan pada Juli. Hal itu disebabkan wabah Covid-19, kekhawatiran terkait pekerjaan, dan krisis properti yang terus meluas.
Terkait langkah mengejutkan tersebut, PBOC menyatakan kebijakan itu untuk menjaga likuiditas sistem perbankan cukup memadai. Selain itu, dengan jatuh tempo pinjaman MLF senilai 600 miliar yuan, operasi tersebut menghasilkan penarikan dana bersih 200 miliar yuan.
"Sekarang dengan melihat ke belakang, pemotongan 10-bp hari ini dapat dilihat sebagai 'front-loading' sebelum ruang kebijakan makin sempit ke depan karena PBOC melihat tekanan inflasi struktural," kata Frances Cheung, ahli strategi suku bunga di OCBC Bank.
PBOC pun menegaskan akan meningkatkan penerapan kebijakan moneter yang hati-hati dan menjaga likuiditas yang cukup, sambil memantau dengan cermat perubahan inflasi domestik dan eksternal.
"Terlepas dari peringatan risiko inflasi dan kondisi likuiditas yang meningkat, risiko penurunan yang mendominasi di bawah penyebaran Covid dan kekalahan sektor properti mendorong PBOC untuk menurunkan suku bunga untuk merangsang permintaan," kata Ken Cheung, kepala strategi FX Asia di Mizuho Bank.
Adapun, SBN berjangka 10 tahun China melonjak lebih dari 0,7% di awal perdagangan menyusul keputusan suku bunga, sementara imbal hasil obligasi negara untuk tenor yang sama turun sekitar 5 basis poin.
Bank sentral juga menyuntikkan 2 miliar yuan melalui seven-day reverse repo sambil memotong biaya pinjaman dengan margin yang sama 10 bps menjadi 2,% dari 2,1%.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maaf Naikin Ga Level, China Pangkas Suku Bunga