
Maaf Naikin Ga Level, China Pangkas Suku Bunga

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC), memangkas suku bunga acuan, Senin (22/8/2022).
Ini dilakukan untuk meningkatkan ekonomi yang terpukul oleh kebijakan ketat pemerintah dalam mengendalikan corona dengan "nol-Covid", di tengah kemerosotan di pasar properti.
Diketahui meski ekonomi terbesar kedua di dunia itu kembali menggeliat pasca pelonggaran pembatasan pandemi di Juni, tetapi sentimen konsumen dan bisnis tetap lebih lemah dari biasanya.
Loan Prime Rate (LPR/Suku Bunga Dasar Pinjaman) dengan tenor satu tahun, yang berfungsi sebagai tolok ukur untuk pinjaman korporasi, diturunkan dari 3,7% menjadi 3,65%.
Sementara LPR lima tahun, yang digunakan untuk harga hipotek, diturunkan dari 4,45% menjadi 4,3%.
PBOC sendiri memangkas suku bunga utama minggu lalu, membawa tingkat pembelian kembali tujuh hari, tingkat utama di mana ia menyediakan likuiditas jangka pendek ke bank, ke level terendah baru.
Sementara itu, analis memperkirakan penurunan LPR, tidak cukup untuk menyelamatkan sektor properti, yang mencapai seperempat dari PDB China.
"Pemotongan yang jauh lebih besar ke tingkat lima tahun menunjukkan PBOC sangat prihatin dengan masalah di pasar perumahan (properti)," muat Capital Economics dalam sebuah catatan.
"Namun, pembeli rumah dengan hipotek yang ada harus menunggu sampai awal tahun depan agar perubahan itu mempengaruhi mereka."
Pasar perumahan China telah terguncang dengan boikot pembeli karena pengembang yang tak mampu menyelesaikan unit yang telah mereka jual sebelumnya, akibat minimnya dana.
Utang perusahaan properti pun menumpuk, membawa kekhawatiran bahwa masalah di sektor ini dapat menyebar ke seluruh perekonomian.
"Sebagian besar hipotek rumah terkait dengan suku bunga pinjaman (LPR lima tahun). Jadi penurunan suku bunga ini jelas untuk mengurangi beban peminjam," kata kepala ekonom untuk China Raya di ING, Iris Pang, dalam sebuah catatan.
"Ketika pasar melihat kemajuan dalam pembangunan proyek yang belum selesai, kita mungkin melihat peningkatan sentimen pembelian rumah dan harga rumah akan stabil."
Pertumbuhan ekonomi China hanya 0,4% per tahun pada kuartal-II (Q2) ini. Angka ini menjadi yang paling lambat sejak krisis Covid dimulai pada 2020.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai Warga China Jadi Pelit & Malas Keluar Duit, Kenapa?