
Sektor Properti 'Mati Suri', China Pangkas Suku Bunga Pinjaman

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral China mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan pinjaman lima tahun untuk pertama kalinya sejak Juni tahun lalu, sehingga memperluas upaya Beijing untuk menghidupkan kembali pasar properti yang lesu di negara tersebut.
People's Bank of China (PBOC) mengumumkan mempertahankan suku bunga pinjaman satu tahun - yang merupakan patokan untuk sebagian besar pinjaman rumah tangga dan korporasi di China - tidak berubah pada 3,45%. Sementara itu, suku bunga pinjaman lima tahun yang menjadi acuan - patokan untuk sebagian besar hipotek - dipotong sebesar 25 basis poin menjadi 3,95%.
Pemotongan suku bunga lima tahun dalam penetapan bulanan untuk Februari lebih besar dari ekspektasi penurunan antara lima hingga 15 basis poin dalam jajak pendapat para ekonom Reuters. Ini juga merupakan yang pertama sejak terakhir kali dipangkas pada Juni sebesar 10 basis poin.
"Pergerakan asimetris ini menandakan berlanjutnya preferensi pihak berwenang terhadap pelonggaran yang ditargetkan, dan keinginannya untuk meningkatkan dukungan bagi sektor properti," tutur Louise Loo, kepala bidang ekonomi di Oxford Economics, dilansir CNBC International, Selasa (20/2/2023).
"Besarnya langkah yang diambil saat ini juga menunjukkan - dalam pandangan kami - adanya kekhawatiran yang tulus di kalangan pembuat kebijakan di Beijing bahwa pelonggaran kebijakan yang dilakukan secara bertahap dan perlahan-lahan yang diterapkan sejauh ini hanya berdampak kecil," imbuhnya.
Namun, Loo menambahkan, masalah properti di China pada akhirnya tidak terkait dengan hipotek. Langkah yang diambil saat ini dapat meningkatkan permintaan pada margin, namun perlu diterapkan dan dilihat dalam konteks tindakan yang lebih luas untuk mengelola proses koreksi properti yang tidak dapat dihindari.
China menghitung suku bunga utama pinjamannya setiap bulan setelah 20 pemberi pinjaman komersial yang ditunjuk mengajukan usulan suku bunga mereka kepada PBOC. Suku bunga pinjaman utama ini biasanya bergerak seiring dengan suku bunga kebijakan jangka menengah, yang tidak diubah oleh PBOC untuk bulan Februari pada hari Minggu.
China memangkas persyaratan rasio cadangan bagi bank-banknya sebesar 50 basis poin mulai 5 Februari, menyediakan 1 triliun yuan (US$139,8 miliar) modal jangka panjang, sekaligus mendesak bank untuk mendukung pinjaman bagi pengembang real estat berkualitas tinggi.
Pasar properti merosot setelah Beijing menindak tingginya ketergantungan pengembang terhadap utang untuk pertumbuhan pada tahun 2020, yang menjerat beberapa pengembang real estat terbesar di negara tersebut dalam kebangkrutan dan membebani pertumbuhan konsumen dan pertumbuhan yang lebih luas di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Utang Meledak Rp 4.700 T, Pengadilan Perintahkan Evergrande Likuidasi
