Internasional

Utang Meledak Rp 4.700 T, Pengadilan Perintahkan Evergrande Likuidasi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
29 January 2024 10:51
FILE PHOTO: FILE PHOTO: An exterior view of China Evergrande Centre in Hong Kong, China March 26, 2018. REUTERS/Bobby Yip/File Photo/File Photo
Foto: REUTERS/Bobby Yip

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengadilan Hong Kong memerintahkan likuidasi raksasa properti China Evergrande Group pada Senin (29/1/2024). Keputusan untuk melikuidasi pengembang tersebut dibuat oleh Hakim Hong Kong Linda Chan.

Chan mencatat bahwa Evergrande, yang memiliki utang US$300 miliar atau sekitar Rp4.749 triliun, tidak dapat menawarkan rencana restrukturisasi yang konkret meskipun tertunda selama berbulan-bulan.

"Sudah waktunya bagi pengadilan untuk mengatakan cukup sudah," katanya, seperti dikutip Reuters.

Chan akan menyampaikan alasannya mengabulkan likuidasi pada pukul 14:30 waktu setempat. Nantinya diharapkan likuidator sementara akan ditunjuk untuk mengawasi Evergrande sebelum penunjukan permanen.

Likuidasi sendiri merupakan pembubaran perusahaan oleh likuidator. Pihak merek akan membereskan pembubaran dengan cara melakukan penjualan harta perusahaan, penagihan piutang, pelunasan utang, dan penyelesaian sisa harta atau utang di antara para pemilik.

Sementara itu, Evergrande mengajukan penundaan lagi pada Senin karena pengacaranya mengatakan pihaknya telah membuat "beberapa kemajuan" dalam proposal restrukturisasi.

Dalam penawaran terbaru, pengembang mengusulkan kreditor menukar utang mereka ke seluruh saham yang dimiliki perusahaan di dua unitnya di Hong Kong, dibandingkan dengan kepemilikan sekitar 30% di anak perusahaan tersebut menjelang sidang terakhir pada bulan Desember.

Proses likuidasi bisa jadi rumit, dengan potensi pertimbangan politik, mengingat banyaknya pihak berwenang yang terlibat.

Namun hal ini diperkirakan hanya berdampak kecil terhadap operasi perusahaan termasuk proyek pembangunan rumah dalam waktu dekat, sebab likuidator luar negeri yang ditunjuk oleh kreditor dapat memerlukan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk mengambil kendali anak perusahaan di seluruh daratan China, yurisdiksi yang berbeda dari Hong Kong.

Evergrande, yang memiliki aset senilai US$240 miliar, membuat sektor properti China terpuruk pasca gagal membayar utangnya pada 2021. Keputusan likuidasi tersebut kemungkinan akan semakin mengguncang pasar modal dan properti Beijing yang sudah rapuh.

China sedang bergulat dengan perekonomian yang berkinerja buruk, pasar properti terburuk dalam sembilan tahun terakhir, dan pasar saham yang berada di posisi terendah dalam lima tahun terakhir, sehingga setiap pukulan baru terhadap pasar dapat semakin melemahkan upaya para pengambil kebijakan untuk meremajakan pertumbuhan.

Saham Evergrande diperdagangkan turun sebanyak 20% sebelum sidang. Perdagangan dihentikan di China Evergrande dan anak perusahaannya yang terdaftar di China Evergrande New Energy Vehicle Group dan Evergrande Property Services, setelah putusan tersebut.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Properti "Hantu" Marak di China, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular