Internasional

Pantas Perang Ukraina Tak Kunjung Usai: Rusia Menang Banyak!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 August 2022 06:41
Menteri Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno
Foto: Menteri Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno, memaparkan alasan mengapa perang Rusia dengan Ukraina sejak 24 Februari 2022 tidak kunjung usai.

Menurut Sandiaga harga minyak dunia melonjak naik imbas perang Rusia-Ukraina. Namun, meski Rusia menjual harga minyak di bawah harga pasar, negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin ini tetap mengalami keuntungan mencapai US$ 6 miliar per hari.

Berdasarkan data tersebut, ia memprediksi perang ini berlangsung lama karena Rusia masih mendapat banyak untung. "Kenapa perang Rusia dan Ukraina ini akan cukup lama? Karena ini sangat profitable," ujar Sandiaga melalui akun TikTok-nya, dikutip Senin (22/8/2022).

Sandiaga menyebut biaya perang Rusia hanya sekitar US$ 1 miliar. Sehingga Negeri Beruang Merah itu mendapat profit sebanyak US$ 5 miliar. Tak hanya itu, Sandiaga juga menyebut Rusia menawarkan minyak murah ke Indonesia. Bahkan lebih murah 30% dari harga pasar internasional.

"Rusia kan nawarin ke kita. India udah ngambil nih. Harganya lebih murah 30% dari harga pasar internasional," kata Sandiaga, dikutip dari akun Instagram pribadinya. "Kalau buat temen-temen CEO Mastermind ambil enggak? Pak Jokowi juga pikir yang sama, ambil."

Meskipun begitu ada kekhawatiran dari beberapa pihak terkait sanksi embargo dari Amerika Serikat (AS) ke Indonesia. "Ada yang enggak setuju karena takut, 'wah nanti gimana di embargo ke Amerika Serikat', ya biarin aja lah kalau di embargo paling kita enggak bisa makan McDonald," katanya lagi.

Selain diembargo, bank asal RI berpotensi didepak dalam sistem Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Sehingga Indonesia bisa tidak lagi bisa bertransaksi dengan dollar AS.

"Ini memang tantangannya karena barat ini kan mau bagaimanapun juga mereka kontrol teknologi payment. setiap pengiriman dollar AS harus lewat New York," tutupnya.


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kunjungan Turis Asing ke RI Lampaui Target Selama Pandemi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular