
Mentan Warning Soal Gandum, Ini Penjelasan Anak Buah Zulhas

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memperingatkan dampak perang Rusia-Ukraina yang masih terus berlanjut terhadap pasokan dan harga gandum. Dia bahkan mewanti-wanti efeknya bisa memicu lonjakan harga mi instan bisa terbang hingga 3 kali lipat.
Hanya saja, menurut Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan Kasan, dampak langsung perang Rusia-Ukraina ke Indonesia tidak besar. Meski, menimbulkan efek domino yang terjadi secara tidak langsung seperti kenaikan harga gandum.
Namun dari sisi pasokan, ujarnya, saat ini terbilang masih cukup aman karena sudah banyak pelaku usaha yang mengalihkan impor gandumnya dari negara lain, seperti Australia, dan Amerika Serikat.
"Memang harga (gandum) ini terjadi kenaikan dan saya kira kalau untuk kasus gandum dari sisi pasokan, saya sudah berkomunikasi dengan pak Franky (Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk), memang pasokan dunia akan akan gandum sedang bagus, karena produksi (global) cukup bagus)," kata Kasan kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/8/2022).
Tapi dari pandangannya indeks harga pangan saat ini dan tahun depan sudah mulai menuju ke tren penurunan harga. Termasuk harga gandum juga turun dari bulan-bulan sebelumnya.
"Karena peak price sudah terlewati hampir semua komoditas," katanya.
Dari pemberitaan CNBC Indonesia sebelumnya, Data Departemen Pertanian AS (USDA) menunjukkan Indonesia adalah importir gandum terbesar dunia, melampaui Mesir.
Dalam periode tahun marketing Juli-April tahun 2021/2022, sumber pasokan gandum impor Indonesia berasal dari Australia 33,1%, Ukraina 28,7%, Argentina 13,4% Kanada 11,3% dan AS 1,4%. Seiring pergerakan aktivitas ekonomi, impor gandum Indonesia tahun 2022/2023 diprediksi bakal naik ke 11,5 juta ton.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO) Ratna Sari Loppies mengatakan, kebutuhan gandum saat ini masih dipenuhi untuk kebutuhan pangan.
"Impor gandum di Indonesia itu mencapai 11-12 juta ton, tapi kalau melihat untuk kebutuhan food itu sekitar 9 juta ton, jadi sisanya itu mungkin untuk pakan ternak," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memperingatkan, potensi lonjakan harga mi instan akibat efek domino perang Rusia-Ukraina.
Pasalnya, Indonesia mengandalkan pasokan gandum impor, di mana Rusia dan Ukraina merupakan negara pemasok gandum dunia. Di mana produk turunan gandum salah satunya adalah tepung terigu.
"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia. Di mana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam sebuah webinar, dikutip Kamis (11/8/2022).
"Saya bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," kata Syahrul.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Mi Instan Beneran Terus Naik, Nih Buktinya