
Diplomasi Erdogan dengan Putin Sukses Bikin Barat Ketar-ketir

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin telah bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Sochi pada Jumat (5/8/2022) lalu rupanya sukses membuat Barat khawatir.
Enam pejabat Barat mengatakan kepada Financial Times bahwa mereka prihatin dengan janji yang dibuat oleh Putin dan Erdogan untuk memperluas kerja sama perdagangan dan energi pada pertemuan empat jam di Sochi, kota peristirahatan di Laut Hitam.
Seorang pejabat Uni Eropa (UE) mengatakan blok 27 anggota itu memantau hubungan Turki-Rusia semakin dekat. Seorang pejabat senior Barat juga menyarankan negara-negara dapat meminta perusahaan dan bank mereka untuk menarik diri dari Turki jika Erdogan melanjutkan niat yang disampaikannya pada pertemuan dengan Putin.
Niat Erdogan dianggap sebagai ancaman yang sangat tidak biasa terhadap sesama negara anggota NATO dan dapat sangat merusak ekonomi US$ 800 miliar yang sudah rapuh.
Tiga pejabat Eropa mengatakan UE belum mengadakan diskusi resmi tentang kemungkinan dampak bagi Turki. Beberapa orang lain memperingatkan bahwa tidak jelas apa yang telah disetujui oleh Erdogan dan Putin, dan keputusan resmi Uni Eropa tentang sanksi terhadap Turki akan menantang perpecahan di dalam blok tersebut.
Tetapi bahkan tanpa kesepakatan UE, beberapa negara anggota individu dapat mengambil tindakan terhadap Turki.
"Misalnya, mereka dapat meminta pembatasan pembiayaan perdagangan atau meminta perusahaan keuangan besar untuk mengurangi pembiayaan ke perusahaan Turki," kata seorang pejabat. "Saya tidak akan mengesampingkan tindakan negatif (jika) Turki terlalu dekat dengan Rusia."
Petunjuk tentang potensi pembalasan terhadap Turki datang setelah Ukraina mencegat sebuah dokumen dari Moskow yang menguraikan cara-cara untuk membantu Rusia menghindari sanksi melalui bank-bank Turki, menurut seorang pejabat intelijen Ukraina dan seorang diplomat barat.
Washington telah berulang kali memperingatkan bahwa itu akan menyerang negara-negara yang membantu Rusia menghindari sanksi dengan sanksi sekunder yang menargetkan pelanggaran di luar yurisdiksi hukum AS.
Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo bertemu dengan pejabat Turki dan bankir Istanbul pada Juni untuk memperingatkan mereka agar tidak menjadi penyalur uang ilegal Rusia.
Sebelumnya pertemuan Putin dan Erdogan berfokus pada perang Rusia di Ukraina. Pembicaan juga dikabarkan akan mencakup upaya Kremlin untuk menghindari sanksi barat.
Putin mengucapkan terima kasih atas bantuan Erdogan dalam mengamankan kesepakatan internasional untuk melanjutkan ekspor gandum dari Ukraina yang terganggu akibat perang, serta bahan makanan dan pupuk Rusia ke pasar dunia.
Kesepakatan itu mengakhiri kebuntuan yang telah mengancam krisis pangan global, di mana Ukraina dan Rusia adalah salah satu pengekspor biji-bijian terbesar di dunia. Tiga kapal lain yang membawa hampir 60.000 ton biji-bijian telah berangkat dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina pada Jumat dan masing-masing dalam perjalanan ke Inggris, Irlandia, dan Turki.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erdogan Akan Temui Putin di Rusia, Mau Buat Aliansi Baru?