
Kasus Covid-19 di RI Masih Ngeri, Tapi Negara Ini Juga Parah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) belum usai. Bahkan masih terjadi peningkatan jumlah kasus positif harian yang signifikan.
Sepanjang pekan ini (31 Juli - 6 Agustus 2022), total ada tambahan 5.496 kasus baru. Rata-rata per hari adalah 785,14.
Angka ini turun dibandingkan pekan sebelumnya. Pada 24-30 Juli 2022, total kasus baru tercatat 38622 orang. Jadi pada pekan ini terjadi penurunan mencapai 85,77%. Namun Seiring itu, total kasus aktif Covid-19 di RI kini ada sebanyak 50.895 kasus.
Berikut riwayar kasus Covid-19 di Tanah Air sepekan terakhir
Waktu | Kasus bertambah | kasus aktif |
31/7/2022 | 402 | 48703 |
1/8/2022 | 894 | 47809 |
2/8/2022 | 1239 | 49048 |
3/8/2022 | 1809 | 50857 |
4/8/2022 | 151 | 50706 |
5/8/2022 | 406 | 50300 |
6/8/2022 | 595 | 50895 |
Potensi kasus COVID-19 di Indonesia masih akan meroket dalam beberapa waktu mendatang. Ia bercermin pada situasi di sejumlah negara tetangga yang kini diterpa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Jika melihat negeri tetangga, Austrtralia kenaikan terjadi karena subvarian BA.5 yang menyebar luas di sana. Diperparah dengan lonjakan kasus influenza secara bersamaan. Sedangkan di Singapura kenaikan terjadi karena subvarian BA.4 dan BA.5,
Jika melihat Australia, Wabah musim dingin COVID-19 Australia yang dipicu oleh sub-varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 mungkin telah mencapai puncaknya lebih awal, kata Menteri Kesehatan Mark Butler pada Kamis (4/8/2022), ketika rumah sakit melaporkan penurunan penerimaan yang stabil selama minggu lalu.
Australia sedang berjuang melawan salah satu gejolak terburuk dari virus corona yang didorong oleh sub-varian baru Omicron yang bergerak cepat, menempatkan beban berat pada rumah sakit dan panti jompo. Namun Menteri Kesehatan Mark Butler menandai yang terburuk bisa saja berakhir.
Pejabat kesehatan memperkirakan gelombang terbaru dapat mencapai puncaknya akhir bulan ini, dengan beberapa negara bagian memperkirakan lonjakan tingkat infeksi dan penerimaan rumah sakit akan berkurang pada akhir Agustus.
"Tampaknya kasus yang jelas mulai memuncak dan mungkin menurun di beberapa negara bagian dan sangat menyenangkan, jumlah rumah sakit telah menurun," kata Butler Menteri Kesehatan Australia.
Australia telah mengalami musim dingin yang sulit bersamaan dengan Covid-19 dan virus flu yang beredar. Banyak pekerja garis depan di rumah sakit juga sakit atau dalam isolasi, memperburuk krisis perawatan kesehatan.
Data juga menunjukkan kelambatan pada orang yang menggunakan suntikan booster, dengan hanya sekitar 71% yang mendapatkan dosis ketiga dibandingkan 96 persen yang mendapatkan dua dosis, meningkatkan kekhawatiran akan lonjakan kasus di rumah sakit.
Pemerintah mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan menawarkan mulai September vaksin virus corona Moderna untuk anak-anak berusia enam bulan hingga di bawah lima tahun yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah.
Australia telah melaporkan lebih dari 9,5 juta kasus dan 12.072 kematian sejak pandemi dimulai, jauh lebih rendah daripada banyak negara yang dibantu oleh jumlah vaksinasi yang mengalahkan dunia dan pembatasan ketat pada awal pandemi.
Sejauh ini, pemerintah di Indonesia, Autralia, Singapura belum memperketat kebijakan pembatasan sosial (social distancing) secara agresif. Memang ada sejumlah pengetatan, tetapi tidak sampai terjadi penguncian.
Ini membuat aktivitas ekonomi masih bisa bergerak. Lain halnya kalau pemerintah menerapkan pembatasan yang ketat, seperti China yang dikenal dengan kebijakan tanpa toleransi (zero tolerance) terhadap Covid-19.