Anak 16-18 Tahun Bisa Booster Covid, Jadi Syarat PTM?

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
07 August 2022 10:15
Sejumlah pelajar menaiki bus sekolah usai mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SMK Negeri 15, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (3/9). Dinas Perhubungan DKI Jakarta melalui Unit Pengelola (UP) Angkutan Sekolah membantu sarana transportasi gratis bagi peserta didik yang mengikuti PTM secara terbatas dengan mengoperasikan 70 bus sekolah yang melayani 20 rute reguler dan 13 rute zonasi. Sebelum digunakan bus sekolah yang layani antar dan jemput pelajar juga terlebih dahulu disemprot cairan disinfektan. Pelajar yang akan menggunakan layanan antar dan jemput bus sekolah juga wajib menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga jarak saat berada di dalam bus. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Bus Sekolah (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebelum kasus Covid-19 kembali meledak, para remaja di bawah 17 tahun tidak diwajibkan untuk melakukan booster vaksin.

Namun baru-baru ini, pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengizinkan anak berusia 16-18 tahun menerima vaksin Covid-19 booster. Vaksin booster yang diberikan yaitu jenis Pfizer (Comirnaty).

Dikutip dari detikHealth, Minggu (7/8/2022), Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menegaskan pemberian vaksin Covid-19 booster pada anak-anak merupakan langkah tepat.

Pasalnya sama seperti orang dewasa, anak-anak juga mengalami penurunan imunitas dalam waktu beberapa bulan setelah suntikan terakhir vaksin Covid-19. Walau memang, durasi imunitas dari vaksinnya cenderung lebih awet lama dibandingkan pada lansia.

"Tidak berbeda dengan dewasa, anak remaja ini juga proteksi yang timbul dari vaksinnya sama menurun seiring waktu terutama pada anak memang tidak secepat pada lansia. Kalau lansia itu tiga bulan sudah ada yang menurun, pada anak-anak rata-rata di atas lima bulanan," terang Dicky.

Menurut Dicky, penting untuk tidak terburu-buru mewajibkan vaksin Covid-19 booster sebagai syarat aktivitas belajar di sekolah. Pasalnya, vaksinasi booster pada anak baru berlangsung, sementara sekolah merupakan aspek penting yang harus terus berjalan.

"Perlu waktu sehingga jangan sampai mengganggu, selain memang mereka rata-rata yang sudah mendapat dua dosis pada remaja-anak ini jauh lebih lama sebetulnya penurunannya (imunitas). Di atas lima bulan itu ada juga yang efektif," beber Dicky.

Namun menurutnya, vaksin booster diperlukan oleh pihak staf sekolah seperti guru dan satpam. Bahkan menurutnya bukan hanya booster pertama atau suntikan vaksin Covid-19 ketiga yang diperlukan, melainkan juga booster kedua alias vaksin Covid-19 keempat.

"Di sekolah itu ada kelompok atau staf sekolah seperti guru, satpam yang mungkin mereka lansia, komorbid, mereka itu yang wajib. Bahkan bukan hanya wajib booster (atau dosis vaksin ketiga), booster kedua juga wajib kalau dosis ketiganya sudah lebih dari 4 bulan lalu," ujar Dicky.

"Itu yang harus jadi syarat bahkan untuk guru dan staf sekolah. Kalau belum, sebetulnya mereka ini jangan langsung berhadapan dengan siswa karena mereka bisa terpapar dari siswa," pungkasnya. 


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PPKM Dicabut, Kenapa Wajib Vaksin Booster Kedua? Simak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular